10 Rekomendasi Novel Fiksi Kontemporer

10 Rekomendasi Novel Fiksi Kontemporer

Buku adalah jendela dunia, begitu ucap pepatah. Lewatnya, kita bisa memasuki dunia yang berbeda dan mempelajari begitu banyak hal baru. Buku juga bisa dijadikan salah satu pilihan menarik untuk mengisi waktu luang kalian. Selain aktif sebagai seorang penulis, saya juga merupakan pembaca yang menyukai berbagai genre buku. 

Banyaknya pilihan sering kali membuat kita kesulitan menentukan bahan bacaan. Oleh karena itu, kali ini saya ingin berbagi beberapa pilihan favorit yang menurut saya sayang untuk dilewatkan. Tentunya dengan aneka jenis genre, dari fiksi remaja, romance, thriller, maupun kumpulan cerita. Saya harap kalian akan menemukan bacaan menarik, yang membuat kalian tak ingin berhenti hingga kisahnya selesai.

Creator Image
Winna Efendi
Penulis novel teenlit & metropop
  • Madeline Miller
    Circe


    Winna Efendi

    Bagi para penggemar mitologi Yunani dengan para dewa-dewi dan makhluk-makhluk magis yang legendaris, Circe amat layak untuk dikoleksi. Setelah sukses dengan buku perdananya The Song of Achilles yang merupakan adaptasi dari kisah Achilles di era Perang Trojan, penulis Madeline Miller mengangkat karakter yang tak biasa, yakni Circe - putri dari dewa Helios dan Perse. 

    Buku ini berkisah tentang kehidupan Circe yang sejak kecil dianggap tidak sesempurna saudara dan saudarinya. Ia dikhianati oleh cinta pertamanya, hingga akhirnya menemukan jati diri serta kemampuan dalam menciptakan sihir, juga tokoh-tokoh yang nantinya akan mengubah jalan hidupnya. 

    Meskipun novel ini cukup panjang dan berliku-liku, saya sangat menikmati kisahnya yang menyihir dan membuat sulit berhenti membaca. Karakter Circe pun kuat dan tegas sehingga mudah menempatkan diri dalam "sepatunya" dan bersimpati padanya hingga akhir cerita.
  • Karin Slaughter
    Pretty Girls Putri-Putri Cantikku


    Winna Efendi

    Karin Slaughter adalah penulis thriller yang sukses menciptakan cerita misteri yang seru untuk diikuti. Dalam Pretty Girls, ia mengupas seluk-beluk kehidupan keluarga Carroll, yang harus menghadapi kenyataan pahit ketika putri mereka Julia lenyap tanpa jejak di tahun 1991. Dua puluh tahun kemudian, seorang wanita muda yang berbeda hilang dengan cara yang serupa. Dari sinilah hidup keempat anggota keluarga Carroll kembali terhubung. Ayah yang tak pernah berhenti mencari kebenarannya, ibu yang sepertinya sudah merelakan masa lalu, dan saudari perempuan Julia - Claire dan Lydia. 

    Seperti novel-novelnya terdahulu, Karin Slaughter menulis dengan alur cepat sekaligus menyuguhkan misteri yang membangkitkan rasa penasaran. Setiap karakternya memiliki agenda serta rahasia sendiri, membuat cerita semakin runyam dan sulit ditebak. Selagi membaca, sering kali saya dibuat terkesiap dengan deskripsinya yang cukup grafik, serta bagaimana misteri akhirnya terkuak dengan mengejutkan.
  • Esti Kinasih
    Fairish


    Winna Efendi

    Saya pertama kali membaca novel teenlit ini belasan tahun lalu. Ketika membaca versi cetak ulangnya ini, kesan yang sama masih terasa - manis dan lucu. Buku ini berpusat pada Fairish, seorang remaja perempuan yang hidupnya berubah jungkir-balik ketika Davi yang cuek memintanya untuk berpura-pura menjadi kekasihnya. Problema mulai muncul ketika Alfa yang ceria jatuh cinta kepadanya. 

    Seperti karya-karyanya yang terdahulu, dalam novel ini Esti Kinasih pun bercerita dengan apik dibumbui selera humor yang segar. Karakter-karakternya lugas dan apa adanya. Premisnya sederhana dengan problema ala remaja seputar persahabatan, romansa, dan keluarga yang pas kadarnya. Bagi penggemar teenlit yang menyukai cerita ringan yang bikin gemas sekaligus terbahak, Fairish amat pantas dijadikan pilihan.
  • Gadis Kretek
    Ratih Kumala


    Winna Efendi

    Selain sampulnya yang cantik, Gadis Kretek menawarkan kisah yang tak biasa. Novel ini berkisah tentang dunia tembakau sejak era tahun empat puluhan, yang diceritakan dengan alur maju mundur. Cerita dimulai ketika Pak Raja sang pionir Kretek Djagad Raya menyebut nama Jeng Yah ketika sekarat. Padahal Jeng Yah bukanlah istrinya. Selagi ketiga anaknya menyusuri pelosok Jawa untuk mencari sosok misterius tersebut, terkuaklah rahasia dan seluk-beluk perdagangan kretek ayah mereka. 

    Banyak dialog dalam bahasa Jawa dan unsur budaya yang diselipkan dalam novel ini sehingga terkesan amat Indonesia. Diksinya yang memukau membangkitkan imajinasi. Saking hidupnya, saya seolah mencium langsung aroma tembakau. Tak melulu tentang politik, cerita ini membawa kita masuk ke dalam persaingan bisnis. Permasalahan asmara karakternya pun sukses membawa emosi naik turun. Ucapan sang penulis dalam mendeskripsikan bukunya sangat tepat; karya wangi tembakau, sarat aroma cinta.
  • Seno Gumira Ajidarma
    Transit Urban Stories


    Winna Efendi

    Bagi penikmat cerita pendek, buku karya penulis senior ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Transit merupakan kompilasi dari enam belas cerpen bertema perkotaan, mengupas topik sederhana seperti perselingkuhan, kebudayaan, hingga ironi sosial dalam masyarakat urban.Setiap cerpen memiliki eksplorasi unik tersendiri, dengan konsep dan gagasan yang tidak biasa. 

    Dalam satu cerita, seorang pengemis mulai mengonsumsi makanan anjing saat mengetahui bahwa orang-orang yang lewat lebih banyak bersedekah untuk anjingnya yang kelaparan. Dalam cerita lain, penulis mengangkat terkuaknya isu kesenjangan sosial saat sekelompok turis yang sedang berlibur ke Jakarta. Penyuka cerita roman juga tidak akan kecewa dengan hadirnya beberapa cerpen bertema cinta. Buku ini layaknya eksplorasi eksperimental dengan eksekusi yang tak biasa, tetapi justru terkesan segar.
  • Fakhrisina Amalia
    Represi


    Winna Efendi

    Berbeda dari novel teenlit pada umumnya, Represi mengusung tema yang lebih gelap. Novel ini bercerita tentang Anna yang berniat mengakhiri hidupnya. Kita diajak menelusuri luka dalam hati Anna lewat sesi-sesi konseling dan terapi bersama psikolognya. Adegan-adegan di dalamnya membuat emosi campur-aduk; dari geram, kecewa, sedih, sampai putus asa. 

    Fakhrisina Amalia adalah penulis yang memiliki latar belakang di bidang magister psikologi profesi. Dengan piawai, ia menunjukkan setiap serpih luka dan rasa takut dalam jiwa Anna lewat alur maju-mundur. Meskipun terkesan berat dan muram, novel ini justru mengangkat premis yang relevan dengan kehidupan remaja modern.

    Novel ini membahas mulai dari kedekatan dengan keluarga, kehadiran sahabat, hubungan percintaan, sampai penemuan identitas serta penerimaan diri. Eksekusi yang mantap dan topiknya yang tak biasa membuat novel ini menjadi salah satu novel remaja lokal berbobot yang patut dibaca.
  • Almira Bastari
    Resign


    Winna Efendi

    Buku ini memang pantas menyandang predikat buku laris. Saat periode pre-order-nya, novel ini telah mendapat animo yang besar. Kisah sederhana mengenai Tigran dan keempat karyawannya yang sedang bertaruh untuk resign alias berhenti bekerja lebih dulu begitu menggelitik. Tigran selalu memiliki insting kuat ketika anak buahnya berniat hengkang atau hendak melamar ke perusahaan lain. Tak ayal, hal itu menimbulkan kekocakan demi kekocakan yang membuat saya mengulas senyum dan sesekali terkekeh. 

    Tak melulu soal pekerjaan, novel ini juga menyisipkan tema cinta. Plot yang ringan bergulir seru dalam gaya cerita yang menarik. Di luar kelucuan tingkah laku para karakternya, tema yang diangkat penulis amat familier sehingga mudah terhubung dengan pembaca. Terutama bagi yang sama-sama pernah merasakan pahit manis bekerja sebagai karyawan kantoran. Karakter yang hidup serta dialog penuh sarkasme dan humor yang cerdas membuat Resign semakin sayang untuk dilewatkan.
  • Sophie Kinsella
    Surprise Me


    Winna Efendi

    Nama Sophie Kinsella telah mendunia dengan novel-novelnya yang lucu dan manis. Berbeda dengan tema romansa wanita lajang dalam novel-novelnya yang terdahulu, kali ini ia mengangkat tema pernikahan. Sylvie dan Dan, telah menikah selama sepuluh tahun. Mereka terlambat menyadari bahwa mereka akan terus bersama-sama selama beberapa dekade ke depan, hingga hayat menjemput. 

    Usaha mereka untuk memberikan ‘kejutan-kejutan’ kecil kepada satu sama lain demi menyemarakkan pernikahan mereka justru berakhir dengan konsekuensi-konsekuensi tak terduga. Tokoh Sylvie dan Dan serta permasalahan mereka amat dekat dengan kehidupan sehari-hari, terutama bagi yang telah menjalani bahtera rumah tangga. 

    Tak hanya manis, cerita ini membawa kembali makna komitmen dan arti bersama-sama dalam esensi yang sesungguhnya. Kisah mereka tak jarang membuat saya tersenyum sekaligus tergugah. Saya berharap bisa membaca cerita dari sudut pandang Dan untuk menyeimbangkan narasi milik Sylvie.
  • Clarissa Goenawan
    Rainbirds


    Winna Efendi

    Rainbirds dimulai dengan kabar buruk yang diterima oleh Ren Ishida bahwa kakak perempuannya Keiko telah dibunuh. Kabar tersebut membuat Ren segera bertolak ke Akakawa, kota kecil tempat sang kakak tinggal. Di sana ia terlibat dengan misteri kematian Keiko, juga orang-orang yang pernah mengenal kakaknya. 

    Novel debut ciptaan penulis Indonesia yang menetap di Singapura ini sama sekali tidak terasa seperti buku perdana seorang penulis baru. Latar belakang berupa sebuah kota fiktif di Jepang berbaur sempurna dengan kebudayaan negeri bunga sakura tersebut. Hal itu memberi kesan autentik yang memperkuat aura novel. Gaya berceritanya tenang dan mantap, mengingatkan saya akan karya-karya penulis kontemporer Jepang dengan jam terbang yang lebih tinggi. 

    Penulis juga tak gentar untuk mengeksplorasi tema kehilangan dan kesepian dengan jujur dan realistis. Buku ini bahkan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dipasarkan secara internasional.
  • Kristin Hannah
    The Nightingale


    Winna Efendi

    Berbeda dengan fiksi sejarah mengenai Perang Dunia II yang banyak kita jumpai, The Nightingale mengambil latar di Carriveau, sebuah desa kecil di Prancis. Vianne yang ditinggalkan suaminya yang harus maju ke garis depan, terpaksa melanjutkan hidup dengan keberadaan tentara Jerman yang menempati rumahnya. 

    Sedangkan Isabelle membulatkan tekad untuk bergabung dengan kaum pemberontak dan bergerilya melawan para Nazi. Kepribadian kedua kakak-beradik yang amat berlawanan ini menciptakan banyak konflik. Kisah kepahlawanan para wanita gagah berani di era perang diramu secara piawai oleh Kristin Hannah.

    Pejuangan yang dilewati oleh Vianne dan Isabelle memang berbeda. Namun, keduanya sama-sama menggugah untuk diikuti. Saya juga menyukai bagaimana The Nightingale mengusung tema persahabatan dan kekeluargaan. Novel ini juga mengulas koneksi para individu yang berusaha sekuat mungkin untuk bertahan hidup dalam kekacauan perang, sambil tetap menampilkan sisi kemanusiaan.