10 Rekomendasi Novel Karya John Grisham yang Akan Bikin Kamu Merasa Jadi Detektif Handal

Mitchell Y. McDeere adalah lulusan Harvard yang sedang membutuhkan pekerjaan. Tawaran gaji besar dan bonus pekerjaan tentu menjadi iming-iming yang menggiurkan baginya. Biro Hukum Bendini, Lambert and Locke memang tidak main-main saat memberikan tawaran yang menggiurkan itu. Dibanding biro hukum lainnya, tawaran ini telah membutakan McDeere. 

Mimpi buruk pun dimulai. FBI mulai mengejarnya dan meminta bantuan untuk mengusut peristiwa misterius yang pernah terjadi. Peristiwa tersebut melibatkan biro hukum tempatnya bekerja. Imbalannya adalah pembebasan kakaknya yang dipenjara. Sebuah kisah menarik dari profesi pengacara yang diangkat oleh John Grisham.

Deskripsi dari setiap tokoh sangat detail. Aksi tokoh utama yang melakukan uji nyali dengan mencuri berkas di kantornya patut diacungi jempol. Sebab, Grisham mampu mengemasnya dengan kisah yang seru, menegangkan, dan sangat epik. Terutama, saat kejar-kejaran sehingga menimbulkan korban jiwa dari pihak McDeere maupun lawannya.

Novel ini bercerita tentang pembunuhan dua hakim agung, Rosenberg dan Jensen, yang dilakukan oleh pembunuh bayaran. Pekerjaannya sangat rapi hingga FBI kesulitan mengusutnya hingga tuntas. Rosenberg mati tertembak di rumahnya bersama perawat dan pengawalnya. Sementara Jansen dibunuh dengan cara dicekik menggunakan tali di sebuah klub gay. 

Kematian keduanya hanya berselang dua jam. Mendadak sebuah brief singkat tulisan Darby Shaw mampu membuat beberapa pihak bagaikan kebakaran jenggot. Brief tersebut berisi nama-nama pejabat penting negara. Nama pimpinan konsultan hukum terbesar Amerika, Marty Velmano, dan pengusaha migas yang ambisius, Mattiece, juga tertulis di sana. 

Darby pun menjadi sasaran pembunuhan berikutnya. Dia mendatangi beberapa orang, tetapi orang yang dimintai tolong pun ikut terbunuh. Kalian serasa ikut menjadi teman Darby saat membaca ini, lho! Saya pun merasakan adrenalin seperti saat Darby merasakan ada seseorang yang mengintainya!

Novel ini terinspirasi dari kisah nyata. Ceritanya tentang seorang gadis kecil berkulit hitam yang diperkosa, dilukai, dan hampir mati digantung oleh dua pria kulit putih yang tengah mabuk. Mereka diadili, tetapi dalam perjalanan menuju rumah tahanan, bapak korban, Carl Lee Hailey, menembak kedua tersangka dengan senapan M16. Kedua tersangka tentu saja langsung tewas. 

Pengadilan untuk memenjarakan bapak korban pun dimulai. Sejumlah saksi yang juga memiliki masa lalu kelam hadir di sana. Dua belas juri pun menjadi penentu apakah Carl Lee bersalah atau tak bersalah. Hanya Jack Brigance, sang pengacara muda yang berani membela Carl Lee. Di tengah kerusuhan rasial yang melanda dan mengancam keselamatan dirinya dan keluarganya, ia bertekad untuk memenangkan kasus ini. 

Tentu bukan hal mudah karena kota kecil Canton kental dengan masalah rasial. Di kota tersebut, kulit hitam menjadi minoritas. Beruntungnya, ia memiliki tim pengacara. Tim tersebut beranggotakan Lucien yang juga mentornya, dan Harry Rex, pengacara perceraian.


Saya larut ke dalam kisah Carl Lee, Lucien, dan Harry Rex, memikirkan bagaimana agar mereka tetap bisa selamat selama proses persidangan. Adanya orang-orang yang tidak menyukai pelaku penembakan, ditambah lagi dengan teror dari orang tak dikenal, hal-hal inilah yang membuat saya cukup sport jantung saat membacanya. 

Di jam-jam terakhirnya di Oval Office, presiden yang akan segera tergantikan membuat keputusan yang kontroversial. Keputusan tersebut yaitu memberikan pengampunan hukuman pada Joel Backman. Backman adalah mantan power broker yang mendapatkan teknologi rahasia sistem satelit pengintai yang canggih. 

Rencananya, Joel Backman sengaja dilepas dengan nama baru dan diberi tempat tinggal baru di Italia. Rencana CIA adalah membocorkan keberadaan Joel kepada pihak-pihak yang memburunya. Bagaimana nasib Joel nantinya? Bayangkan saja diri kalian sebagai Joel Backman atau sang presiden!


Bagi saya, cerita dalam buku ini seperti yang biasanya bakal ditulis oleh seorang pakar hukum. John Grisham memang menyukai detail agar pembaca larut ke dalam ceritanya. Penuh dengan empati, serta ceritanya membuat pembaca penasaran bagaimana akhir cerita Joel Backman nantinya. Karena ceritanya yang memang luar biasa, buku ini sangat pantas menjadi bacaan akhir pekan.

Novel ini berkisah tentang sebuah kasus di persidangan yang melibatkan perusahaan rokok dengan korban yang menggugat, yaitu Jacob Wood. Kota Biloxi, Mississippi menjadi tempat tinggal korban yang akhirnya meninggal karena merokok sejak remaja. 

Istrinya mengajukan gugatan dengan bantuan pengacara Wendell Rohr. Rohr telah lama berambisi ingin memenangkan pengadilan terhadap perusahaan rokok tersebut. Sementara perusahaan rokok diwakili pengacara yang juga partner, Durwood Cable. Sepanjang 30 tahun berhadapan dengan dewan juri, Cable selalu menang. 

Buku ini mengisahkan kelemahan sistem peradilan di AS yang menyerahkan keputusan di tangan juri. Pihak yang saling berseteru menyimpan amunisi dengan mendekati calon juri, menyeleksi, melihat latar belakang dan pemikiran mereka. Juri terpilih adalah yang bisa memenangkan mereka.

Namun, seketat apapun pihak pengacara dan penuntut menyeleksi juri, ada seorang juri yang sepertinya tidak bisa dikuak latar belakangnya. Membaca buku Runaway Jury ini cukup menarik karena saya seakan ikut serta menjadi detektif swasta yang menyelidiki setiap calon juri dengan mendatangi rumahnya, menanyai teman sekerjanya atau bahkan bosnya.

Kisah awal mengisahkan seorang tunawisma yang memasuki gedung milik biro hukum Drake & Sweeney. Ia masuk bersamaan dengan Michael Brock yang menjadi pengacara di sana. Rupanya, sang tunawisma adalah korban penggusuran gedung yang berhubungan dengan tempatnya bekerja. 

Segera terjadi penyanderaan beberapa pengacara, termasuk Brock, yang dilakukan oleh tunawisma. Akhir kisahnya, tunawisma meninggal ditembak tim SWAT. Namun, kisah penyanderaan itu menyadarkan Brock tentang kehidupan kaum tunawisma yang terpinggirkan dan tidak beruntung. 

Penasaran, kan, bagaimana kehidupan Brock setelah kejadian itu? Apakah dia akhirnya bercerai dari Claire, istrinya yang sibuk sebagai dokter di klinik? Kisah ini menarik karena kejadian itu menggugah sisi kebaikan Brock sebagai manusia. Ia ternyata memiliki hati dan prinsip hidup yang selama ini tak pernah disadarinya.

Ada tujuh cerpen dalam buku Ford County ini. Diberi judul Ford County karena lokasi seluruh kisah dalam kumpulan cerpen ini berada di kota yang sama bernama Ford County, Mississippi. 

Kisah yang pertama berjudul Perjalanan Berdarah (Blood Drive), di mana sebuah musibah terjadi dan membutuhkan darah dari pendonor. Kota kecil tentunya memiliki warga yang ingin saling membantu, hanya saja pilihannya tak banyak. 

Kisah kedua berjudul Menjemput Raymond (Fetching Raymond), yang berada di penjara. Kisah perjalanan yang menarik dengan ending yang mengejutkan. 

Kisah ketiga berjudul Arsip Bau Busuk (Fish Files), yang menceritakan seorang pengacara yang hanya mengerjakan kasus-kasus kecil. Namun, suatu saat datanglah satu telepon yang kemudian mengubah kehidupannya. Ia mendadak mengurus sebuah kasus besar dari New York. 


Keempat kisah yang lainnya berjudul Kasino (Casino), Kamar Michael (Michael's Room), Quiet Heaven, dan Anak yang Aneh (Funny Boy). 

Saya sendiri biasanya kurang suka membaca kumpulan cerpen. Namun, buku ini merupakan pengecualian. Seperti biasanya, John Grisham mampu mengolah kisah yang memikat dengan karakter ciptaannya yang mencuri perhatian. Tidak hanya piawai menulis kisah dari dunia hukum, kali ini John grisham bahkan mampu membuktikan ia juga bisa menulis kisah yang menyentuh hati para pembacanya. 

Bercerita tentang sosok anak kecil, Mark Sway yang bersama adiknya menjadi saksi bunuh diri seorang pengacara mafia New Orleans. Sebelum meninggal, pengacara ini sempat menuturkan pembunuhan atas senator dari Louisiana oleh seorang anggota mafia, Barry Muldano. Pembunuhan yang mencoreng muka jajaran FBI karena mayat senator tidak berhasil ditemukan. 

Jaksa Penuntut Umum Federal memaksa Mark untuk berbicara. Namun, Mark yang cerdas tahu kalau ia buka suara, nyawanya dan keluarganya akan terancam. Ia kemudian menemui pengacara Reggie Love dan menyewa jasanya. 

Keduanya saling bahu membahu mencari kepastian keamanan untuk Mark dan keluarganya. Mereka dalam pelarian karena takut akan ancaman pihak mafia. Kisah yang menegangkan. Saya berasa ikut menjadi tim Mark dan Reggie. Kalian pasti ikut terharu dan kagum pada kedua tokoh utama cerita ini!

Situasi yang dialami oleh Patrick begitu mengenaskan. Istrinya selingkuh dan anaknya ternyata memiliki DNA pacar istrinya. Ditambah lagi, ia bakal di PHK dari biro hukum tempatnya bekerja. Ia mulai menyusun rencana untuk melarikan diri dengan membawa 90 juta dolar dari biro hukumnya. 

Ia memulai hidup di Brasil dengan identitas baru bernama Danilo Silva. Eva Miranda, pengacara sekaligus pacarnya, diminta mengelola dana 90 juta dolar yang dimilikinya. Seorang detektif berhasil melacak keberadaannya. Hal ini memunculkan tuntutan baru karena uang asuransi kematian Patrick yang dianggap meninggal, menjadi batal ketika ia muncul dalam keadaan hidup dan sehat. 

Bagaimana istrinya, Trudi, dan pacarnya harus mengembalikan uang asuransi? Bagaimana pula Patrick menggunakan amunisinya tentang hal rahasia yang melibatkan senator terkenal dengan biro hukumnya yang ternyata kotor dan menyimpan rahasia kelam?


Saya terus terang galau waktu baca buku ini. Saya merasa kasihan pada Patrick, tetapi juga gemas dengan pilihannya lari ke luar negeri. Hal termudah seharusnya dipilih meski ia memang harus yakin terlebih dulu dengan keselamatan dirinya karena menyangkut rahasia kelam sang senator.

Kisah berawal dari kemunculan Travis Boyette di kantor Keith Schroeder, pendeta di Gereja St. Mark. Travis mengakui kejahatan yang telah dilakukannya sembilan tahun silam. Dengan keberuntungannya, Travis melakukan tindakan menculik, memerkosa, dan membunuh seorang pemandu sorak di kota kecil Sloane. 

Seorang pemuda bernama Donté Drum, pemain football setempat, menjadi terpidana mati karena kasus yang dilakukan olehnya. Travis yang merasa sisa usianya hampir habis, ingin melakukan hal benar dan mengakui perbuatannya untuk menyelamatkan Donté dari hukuman mati. Selama ini, Robbie Flak, pengacara Donté telah berkali-kali mengajukan banding untuk membebaskan kliennya. 

Saya awalnya semangat saat membaca kisah perjuangan Keith untuk membebaskan Donté. Namun, banyak kejadian yang menghalanginya. Padahal, hidup Donté akan berakhir 18 jam lagi. Saya sampai gemas ketika akhir ceritanya bikin sesak di hati. Ah, kalian jadi penasaran, kan?