7 Rekomendasi Buku Mental Health Favorit

7 Rekomendasi Buku Mental Health Favorit

Informasi mengenai kesehatan jiwa sudah banyak beredar di internet. Namun, dari semua informasi yang ada, kalian pasti sulit membedakan mana yang bisa dipercaya atau tidak. Buku yang tepat bisa menjadi sumber informasi yang baik dan membantu kita menghadapi situasi sulit. Bukan hanya mengembangkan diri, buku juga bisa membantu kita mengenali apa yang terjadi dalam diri lebih jauh lagi.

Saya paling suka buku bergenre popular science karena ditulis menggunakan landasan ilmu pengetahuan dengan cara-cara yang mudah diterima. Selain itu, ada juga buku favorit saya yang berupa esai dari pasien yang mengalami distimia. Buku-buku seperti ini menarik karena ditulis dari sudut pandang orang yang mengalami gangguan kejiwaan dan berjuang untuk pulih. Buku-buku ini kebanyakan bersifat self-help sehingga bisa jadi panduan singkat kita.

Creator Image
dr. Jiemi Ardian
Psychiatrist & psychotherapist
  • Bessel Van Der Kolk, M.D.
    The Body Keeps The Score


    dr. Jiemi Ardian

    Trauma merupakan pengalaman yang banyak terjadi, tetapi terabaikan. Buku ini menjelaskan tentang trauma, dimulai dari masa pengasuhan hingga trauma dalam medan perang yang ternyata memiliki kesamaan pola. Trauma yang tidak diselesaikan akan berdampak pada tubuh dan memengaruhi bagaimana seseorang memproses emosinya. 

    Permasalahan trauma tidak sesederhana move on yang bisa ditangani dengan bersyukur atau sekedar memaafkan. Trauma memiliki dampak besar pada tubuh yang perlu ditangani dengan serius. Secara neurosains, terjadi perubahan yang nyata pada tubuh saat kita mengalami trauma. Dari perubahan itulah kita dapat mengetahui arah untuk mencapai pemulihan. 

    Dalam kelanjutannya, buku ini menjelaskan secara ilmiah apa saja yang bisa dilakukan dalam proses pemulihan trauma. Hal yang saya suka dari buku ini adalah adanya penjelasan tentang fenomena yang terjadi saat trauma dari sudut pandang ilmu pengetahuan modern.
  • Lori Gottlieb
    Maybe You Should Talk to Someone: A Therapist, HER Therapist, and Our Lives Revealed


    dr. Jiemi Ardian

    Psikolog dan psikiater sering dipotret sebagai sosok yang kalem, tenang, dan seakan mampu menyelesaikan masalah rumit yang sedang dialami kliennya. Namun, sebenarnya tidak banyak orang mengetahui apa yang terjadi dibalik wajah tenang itu. Dengan membaca buku ini, kita bisa tahu bahwa membuat diri bertumbuh justru didapat dari proses perjalanan penerimaan diri.

    Nah, buku ini menceritakan tentang perjalanan patah hati psikolog yang membawanya pada krisis profesional dan personal. Pada saat yang bersamaan, penulis juga mendapatkan kasus dari seorang produser Hollywood dan anak muda yang mengalami penyakit kritis. 

    Tidak hanya itu, ia juga menangani kasus lansia yang mengancam bunuh diri jika dalam ulang tahun selanjutnya tidak merasa membaik. Menurut saya, perjalanan penulis menyembuhkan dan menolong kliennya sangat mencerahkan dan sangat manusiawi.
  • Henry Manampiring
    Filosofi Teras


    dr. Jiemi Ardian

    Stoisisme merupakan filsafat lama yang melandasi teknik-teknik psikoterapi modern seperti CBT (cognitive behavioral therapy). CBT sendiri banyak dipakai dalam penanganan kasus-kasus kecemasan dan depresi. Buku ini membahas secara ringan filsafat kuno tersebut yang ternyata masih banyak bermanfaat di dunia modern. 

    Stosisme mengajarkan bahwa ada hal-hal di dunia ini yang bisa kita kendalikan dan ada yang di luar kendali kita. Masalah akan muncul ketika kita berusaha mengendalikan hal yang ada di luar kendali, tetapi diam saja terhadap apa yang ada di dalam kendali. Hal-hal di luar kendali tersebut, seperti lampu merah, pikiran orang lain, bencana, masa depan, dan hal-hal lainnya yang membuat kita overthinking. Ternyata, Stoisisme mengajarkan kita untuk latihan membuat diri menjadi lebih tenang di dunia yang serba cepat ini.
  • Baek Se Hee
    I Want to Die But I Want to Eat Tteopokki


    dr. Jiemi Ardian

    Buku ini ditujukan untuk kalian yang terlalu lama menganggap diri rendah, tidak bahagia, penuh kritik terhadap diri sendiri, dan tidak mencintai diri. Buku ini hadir dengan cerita perjalanan individu yang mengalami perasaan-perasaan tersebut. 

    Esai ini dituliskan dalam bentuk pertanyaan refleksi dari penulis kepada dirinya. Namun, sebagai pembaca kita juga bisa merasakan kegamangan dan kegalauan perasaannya. Ada banyak pelajaran yang dapat diambil dari perjalanan penulis mengobati kegalauannya ini. Saat membaca buku ini, rasanya kita seperti diajak mengenali pikiran sendiri dan menyadarinya. 

    Bagi beberapa orang, buku ini mungkin dianggap berlebihan karena banyak sekali yang penulis pikirkan dalam kesehariannya. Namun, hal itu adalah realita bagi orang yang sedang mengalami masalah. Hal ini memang sulit dipahami oleh orang yang tidak sedang mengalaminya sendiri. Justru dengan melihat penulis yang mengalami keruwetan pikiran, kalian bisa lebih lega karena merasa tidak sendirian.
  • Guy Winch, Ph.D.
    Emotional First Aid


    dr. Jiemi Ardian

    Sejak masa kanak-kanak, kita sudah tahu apa yang perlu dilakukan jika seseorang terjatuh, tangannya terkena pisau, atau terbakar api. Kita tahu pertolongan pertama yang perlu dilakukan pada luka fisik. Namun, persoalan muncul karena kita tidak punya ide untuk menyelesaikan luka emosional, seperti penolakan, kegagalan, dan kehilangan. 

    Rata-rata, kita hanya terjebak dalam saran klise yang tidak banyak membantu mengatasi luka tersebut. Sebenarnya, luka emosional yang tidak disadari dan tidak segara disembuhkan akan menjadi komplikasi dan makin berat dalam perjalanannya.

    Buku ini dibuat untuk memberikan tips praktis yang mudah dilakukan untuk mengatasi masalah emosional tersebut. Sama seperti tips P3K yang sederhana, buku ini ditujukan bukan untuk luka emosional yang sudah berat dan mengganggu. Namun, buku ini ditujukan untuk luka baru yang dapat mencegah luka tersebut membesar. Bagi Anda yang sedang butuh pertolongan pertama dalam mengatasi luka emosional, buku ini akan sangat membantu.
  • Mark Wolynn
    It Didn't Start With You


    dr. Jiemi Ardian

    Trauma bisa saja diturunkan dari generasi ke generasi tanpa disadari. Seorang anak bisa mewarisi trauma dari neneknya tanpa pernah ia ketahui. Hal seperti itu membawa pengaruh pada kehidupan saat ini yang sulit dipahami alasannya.

    Seorang ibu hamil memiliki tiga generasi di dalamnya, sang ibu sendiri, anaknya, dan cucunya yang masih dalam bentuk sel telur atau calon sel sperma. Gen dari sang ibu bahkan sudah ada bersama calon cucunya. Dari sanalah trauma bisa diturunkan dari generasi ke generasi. 

    Selain menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi, penulis mengajak kita menemukan hal-hal apa saja yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Tentunya, penulis juga memberi kita informasi bagaimana mengatasi trauma yang diwariskan ini.
  • Viktor E. Frankl
    Man's Search for Meaning


    dr. Jiemi Ardian

    Viktor E. Frankl adalah seorang psikiater yang menjadi penyintas kamp konsentrasi NAZI. Ia mencari makna hidup dari peristiwa yang mengerikan di mana istri dan keluarganya terbunuh. Dari situasi yang begitu gelap itu, Frankl berhipotesis bahwa penderitaan itu tidak dapat dihindari. Namun, kita bisa memilih cara untuk bertahan, menemukan makna di dalamnya, dan maju kembali dengan tujuan yang baru. 

    Dalam perjalanannya, Frankl menemukan teknik psikoterapi yang dikenal sebagai Logoterapi. Teknik psikoterapi ini ia temukan sebagai bukti nyata bahwa manusia bukan sekadar mengikuti insting dan naluri saja. Namun, manusia juga mengarahkan diri kepada hidup yang bermakna. Jika kita merasa kosong pada era yang begitu ramai dan cepat ini, buku ini adalah bacaan yang tepat untuk menemukan kembali makna yang hilang tersebut.