10 Rekomendasi Buku agar Lebih Memahami Hidup dan Diri Sendiri

10 Rekomendasi Buku agar Lebih Memahami Hidup dan Diri Sendiri

Menjadi manusia yang lebih baik merupakan perkara yang gampang-gampang susah. Kelihatan gampang karena tampaknya kita hanya harus melakukan langkah ini dan itu. Lalu, tibalah saatnya ketika kita harus menerapkan langkah tersebut. Rasanya, memulai proses untuk menjadi manusia yang lebih baik sangatlah sulit. Sebenarnya, hal paling pertama yang perlu kita ubah agar menjadi lebih baik adalah isi kepala kita. 

Menurut saya, kepala kita sebaiknya terus-menerus diisi dengan informasi terbaru. Informasi-informasi tersebut akan membantu kita untuk melihat satu hal dari berbagai sudut pandang. Dengan informasi tersebut, kita dapat melepaskan kacamata kuda yang selama ini kita kenakan. Pada akhirnya, dengan mengetahui berbagai informasi, kita akan mampu untuk mengambil keputusan yang lebih tepat dan efektif.

Creator Image
Rahan Galileo
Tax specialist
  • Arthur Beiser
    The Earth


    Rahan Galileo

    Saya pertama kali membaca buku ini ketika masih remaja. Namun, sampai saat ini pun isinya masih melekat di dalam kepala saya. Sang penulis, Arthur, dengan sangat detail menjabarkan tentang sejarah peradaban manusia di muka bumi ini dan hal yang telah dilakukan mereka selama berkuasa. 

    Membaca buku ini rasanya seperti sedang memasuki mesin waktu lalu menonton sejarah peradaban di bumi. Tidak hanya itu, saya juga merasa seperti sedang menonton preview tentang cara bumi akan berakhir nantinya.

    Tidak lupa juga, Arthur juga menyelipkan berbagai macam cerita lokal tentang proses terbentuknya bumi. Cerita ini memberikan perspektif baru yang membuat kita paham mengapa budaya tertentu menghormati hal atau benda tertentu. Buku ini cocok untuk kalian yang haus akan ilmu tentang masa lalu, tetapi tidak mau dikalahkan oleh ketidakpastian masa depan.
  • Yuval Noah Harari
    Sapiens


    Rahan Galileo

    Senada dengan buku The Earth oleh Arthur Beiser, buku Sapiens ini juga fokus membahas tentang sejarah peradaban manusia. Buku ini menceritakan proses manusia modern mengambil alih kuasa atas makhluk hidup di muka bumi. Menurut saya, Harari memberikan perspektif baru tentang "nature" dari umat manusia. 

    Sang penulis menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia merupakan makhluk kompetitif yang akan melakukan apa pun untuk memenangkan kompetisi tersebut. Pada saat yang bersamaan, Harari juga menjelaskan mengapa individualisme manusia itu bisa diluluhkan jika ada kepentingan bersama. Pembaca diajak untuk melihat peradaban secara telanjang tanpa ada yang ditutupi.
  • Neil Gaiman
    Norse Mythology


    Rahan Galileo

    Hal pertama yang dilakukan Gaiman adalah mengajak pembaca untuk membayangkan sebuah ketiadaan. Hal yang tampak mudah, tetapi sebenarnya sulit untuk dilakukan. Gaiman mengajak pembaca untuk terlebih dahulu mengosongkan pengetahuan kita tentang bangsa Nordik. Setelah itu, ia akan mengajak pembaca untuk masuk ke satu per satu ruangan di Asgard. 

    Di setiap ruangan, kita akan disuguhkan dengan berbagai pengalaman berbeda. Di ruangan awal, kita diajak tergelak dengan berbagai komedi. Di ruangan lain, kita akan ternganga dengan berbagai kesadisan yang terjadi di balik pintu. 

    Setiap cerita di dalam buku ini memberikan gambaran bahwa kehidupan para dewa di Asgard ternyata tak jauh berbeda dengan kehidupan manusia biasa. Sebuah kehidupan yang penuh drama, konflik, dan tentunya kepentingan pribadi.
  • Shawni
    Iblis Menggugat Tuhan


    Rahan Galileo

    Buku ini rasanya lebih cocok dikategorikan sebagai buku filsafat dibandingkan buku nonfiksi. Melalui buku ini, Shawni mengambil sudut pandang iblis untuk menampar kesadaran manusia. 

    Shawni menggambarkan bahwa manusia sekarang sudah tidak lagi bisa memenuhi fitrahnya untuk bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. Mengambil perspektif iblis, Shawni mencoba menjadi "devil's advocate" untuk mengutarakan pendapat Iblis yang menolak untuk selalu dikambinghitamkan manusia. 

    Iblis, menurut Shawni, meminta manusia untuk benar-benar memahami kehendak Khalik mereka. Ia juga meminta agar manusia mengerti kehendak mereka sendiri agar tak selalu menyalahkan sang Iblis. Namun, Shawni juga menunjukkan betapa irinya Iblis terhadap manusia yang dikaruniai dengan kehendak bebas.
  • Rick Warren
    The Purpose Driven Life: What on Earth Am I Here For


    Rahan Galileo

    "Kita jalani saja dulu," adalah kalimat yang sering kita dengarkan belakangan ini. Ungkapan ini sebenarnya berbahaya dan melelahkan. Berjalan tanpa tujuan yang pasti hanya akan menghabiskan sumber daya yang kita milik. Oleh karena itu, melalui buku ini Warren mengajak pembaca untuk menentukan tujuan hidup. 

    Tujuan hidup yang ingin dicapai itu bisa bermacam-macam. Agar hidup kita terarah, kita perlu menentukan tujuan apa yang ingin kita capai. Karena hidup hanya sekali saja, Warren mengajak kita untuk tidak menyia-nyiakan hidup, baik secara jasmani dan rohani. 

    Hidup yang dikendalikan oleh tujuan akan lebih mudah untuk dikendalikan dibanding hidup yang hanya mengikuti arus. Terlebih lagi, dengan menentukan tujuan hidup, kita menjadi tahu hal apa saja yang perlu diperbaiki dari diri kita.
  • Tetty Yukesti
    51 Perempuan Pencerah Dunia


    Rahan Galileo

    Sedari kecil, kita terbiasa dengan banyaknya tokoh dunia laki-laki yang memberikan perubahan dan perkembangan. Ketika kecil, kita mungkin hanya kenal dengan Marie Curie dan Margaret Thatcher sebagai dua wanita dengan pengaruh luar biasa. Namun, melalui buku ini kita dikenalkan dengan lebih banyak perempuan seperti Curie dan Thatcher. 

    Di buku ini kita diajak untuk sedikit mendalami dunia perempuan yang sebelumnya mungkin tak pernah kita dengar suaranya. Namun, sebenarnya pengaruh mereka begitu besar untuk dunia. 

    Mengapa buku ini penting? Agar anak perempuan kita nantinya berani untuk menggantungkan cita-citanya setinggi langit dan menggapainya. Anak perempuan kita tak akan lagi terhalang oleh pikiran "Ah, itu kan hanya bisa dilakukan oleh laki-laki."
  • Allan + Barbara Pease
    Why Men Don't Listen And Women Can't Read Maps


    Rahan Galileo

    Kondisi psikologis perempuan dan laki-laki ini memang berbeda. Jika ditelusuri, perbedaan ini berakar dari nenek moyang kita ketika masih masa berburu dan meramu. Laki-laki mewarisi berbagai sifat yang diperoleh nenek moyang kita saat masih sibuk berburu hewan purba untuk dibawa pulang. 

    Perempuan juga mewarisi berbagai sifat yang dimiliki nenek moyang kita dulu. Saat itu perempuan hanya berfokus pada pengolahan makanan, serta pengasuhan anak sebagai generasi pemburu di masa depan. Sifat-sifat purba yang terus terbawa dalam DNA manusia ini ternyata berpengaruh besar dalam dunia manusia modern. Tidak jarang, hal ini malah menimbulkan konflik. 

    Perbedaan kondisi zaman dulu dengan sekarang membuat warisan sifat tersebut menjadi sesuatu yang cenderung merugikan. Di buku ini, Allan dan Barbara Pease mengupas tuntas cara agar kita bisa memahami diri sendiri. 

    Tidak hanya itu, kita juga diajak untuk mengerti lawan jenis kita berdasarkan sisa warisan yang dimiliki. Dengan memahami sejarah, kita diajak untuk bisa menyelesaikan konflik dengan cara modern dan beradab.
  • Khalil Gibran
    Sang Nabi


    Rahan Galileo

    Manusia dan keinginannya adalah dua hal yang sudah ada sejak masa penciptaan. Orang yang lapar ingin makan. Orang yang miskin ingin kaya. Orang yang kaya ingin lagi dan lagi. Orang yang sombong ingin diakui. Ini merupakan pergumulan batin yang dihadapi oleh setiap manusia. Melalui buku ini, Gibran mengajak kita untuk melihat proses keinginan dan pergumulan yang membentuk manusia. 

    Buku ini mengajak kita untuk bercermin. Apakah keinginan kita itu akan membawa sesuatu yang baik atau malah akan merugikan kita? Sufisme yang terasa begitu kental di dalam buku ini membuat kita merefleksikan segala tindakan dan keinginan kita. Lagi-lagi, buku yang lebih cocok dikategorikan sebagai buku filsafat ini, menuntun kita untuk "mengingini" sesuatu dengan benar.
  • Mark Manson
    Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat


    Rahan Galileo

    Seberapa sering kita takut melakukan sesuatu hanya karena khawatir akan apa yang akan diucapkan oleh orang lain? Seberapa banyak waktu yang kita habiskan untuk mendengarkan perkataan orang yang sama sekali tak terlibat dalam hidup kita? 

    Sebenarnya, hidup seperti apa yang ingin kita gapai dengan kondisi seperti itu? Dengan buku ini, Manson menggelitik pikiran dan kewarasan kita. Ia menyadari kita bahwa sebenarnya hal yang kita takutkan itu tak memiliki pengaruh apa pun di dalam hidup kita. 

    Dengan judul yang terkesan kasar, Manson sebenarnya mau menampar manusia-manusia yang menghabiskan hidupnya dengan berfokus pada dengungan. Ia mengajak pembaca lebih memilih dan memilah hal mana yang perlu dimasukkan ke dalam otak, mana yang sudah selayaknya dibuang.
  • Stephen Hawking
    The Grand Design


    Rahan Galileo

    Hawking menggelitik pemahaman kita tentang bagaimana alam semesta ini tercipta. Di saat yang sama, Hawking juga memantik pertanyaan tentang keberadaan kita di alam semesta. Apakah benar kita memang sendirian di alam semesta ini? Hawking menyadari bahwa alam semesta merupakan sebuah tempat yang amat sangat luas. Keberadaan manusia di alam semesta ini sungguh amat sangat tidak signifikan. 

    Dengan seberapa tidak signifikannya manusia, Hawking meminta kita untuk terus menggali dan terus bertanya. Ketidaksignifikanan kita bukanlah halangan bagi kita untuk lebih memahami tempat kita diam dan tinggal. Buku ini tentunya tidak bisa lepas dari kontroversinya terkait dengan ketuhanan. Namun, di saat yang bersamaan buku ini juga membuka tabir yang selama ini masih gelap bagi sebagian orang.