10 Rekomendasi Dry Food Kucing Terbaik (Terbaru Tahun 2025)

Kucing satu dengan yang lain memiliki selera yang berbeda mengenai bahan baku dry food. Ada kucing yang lebih suka daging ayam, ikan laut, begitu pun sebaliknya. Ada juga beberapa kucing yang alergi terhadap bahan utama tertentu. Karena itu, penting untuk memastikan bahan baku apa saja yang terdapat pada dry food tersebut agar cocok untuk kucing kita.

Kucing merupakan hewan karnivora yang hanya membutuhkan protein untuk menunjang kelangsungan sistem tubuhnya. Kucing tidak membutuhkan karbohidrat, seperti gandum dan nasi. Karena karbohidrat bisa meningkatkan fermentasi bakteri di dalam pencernaan, perut kucing akan kembung dan diare.

Untuk memberi ketahanan pada produk dry food biasanya ditambahkan pengawet sintetik, seperti BHA dan BHT. Hal ini berbahaya karena efek yang ditimbulkan pengawet ini adalah kanker. Jadi, sebisa mungkin hindarilah kandungan senyawa ini pada makanan kucing.

Memilih makanan kucing dengan kandungan antioksidan adalah hal penting. Antioksidan memiliki peran penting untuk kelangsungan hidup sel. Beberapa di antaranya adalah memperbaiki sel yang rusak dan membantu sel imun bekerja sehingga kucing akan selalu sehat. Antioksidan bisa berupa vitamin A dan vitamin E.

Makanan kitten diformulasikan sesuai kebutuhannya, dari tekstur hingga nutrisi. Pada umumnya, kitten butuh protein lebih tinggi untuk membantu pertumbuhan sistem di tubuhnya yang belum sempurna. Kitten juga akan banyak menghabiskan energi karena gerakannya lebih aktif dibandingkan dengan kucing junior dan dewasa.

Pemilihan produk makanan kucing bisa disesuaikan dengan kebutuhan kucing. Sekarang banyak makanan komersial yang fokus pada beberapa masalah kesehatan pada ras tertentu.

Beberapa makanan memiliki nutrisi yang dikhususkan untuk mengatasi kasus susah buang air kecil, bulu rontok, pakan diet, dan sebagainya. Tentu semua produk tersebut didasarkan riset dan uji klinis. Jadi, pastikanlah memilih makanan sesuai kebutuhan.

Kucing hamil membutuhkan lebih banyak asupan nutrisi, baik berupa kalori maupun lemak, dan protein dua kali lebih banyak dari biasanya. Kebutuhan asupan nutrisi tersebut adalah untuk menunjang pertumbuhan janin yang ada di dalam perut dan menjaga kesehatan induk kucing.

Kucing menyusui pun sama. Kalori dibutuhkan sebagai bahan pembuatan air susu untuk kebutuhan induknya. Mineral seperti kalsium dan fosfor juga harus terpenuhi. Jika kekurangan kedua kandungan tersebut, hipokalsemia yang menyebabkan kejang dan kram pada otot bisa terjadi.

Penurunan fungsi organ pada kucing bisa terjadi di usia tua, yaitu usia 10 tahun ke atas. Produk dengan kalori dan protein tinggi menyebabkan organ di tubuhnya bekerja lebih keras untuk mencerna makanan. 

Sementara itu, fungsi organ mulai melemah dan menyebabkan sering muncul penyakit degeneratif. Untuk itu, memperhatikan dan memilih makanan yang tepat sesuai kebutuhan kucing adalah hal yang penting.

Kucing yang berada di dalam rumah memiliki aktivitas lebih sedikit dibanding dengan kucing yang sering ke luar rumah. Karena itu, kalori yang dibutuhkan kucing indoor lebih sedikit. Kelebihan kalori akan membuat kucing obesitas. Jadi, penting untuk memilih makanan khusus yang telah diformulasikan untuk kucing indoor.

Grooming (menjilat bulu) adalah aktivitas alami yang dilakukan kucing untuk menghilangkan bulu yang telah mati. Bulu yang mati masuk ke dalam saluran pencernaan dengan cara menempel di lidah kucing. Bulu tersebut kemudian akan dimuntahkan sebagai respon alami tubuh karena tidak bisa dicerna. Hasil muntahan ini disebut hairball karena berupa gumpalan yang terdiri dari bulu-bulu.

Namun, jika grooming dilakukan secara berlebihan, berarti sedang ada masalah kulit (parasit tungau, kutu, atau jamur) dan hormon (saat stres atau birahi). Untuk membantu mengontrol perbaikan sel kulit dan bulu, pilihlah makanan yang diformulasikan khusus untuk masalah hairball.

Kucing obesitas sangat rentan terkena berbagai penyakit, seperti kanker, diabetes melitus, dan penyakit hati. Kucing obesitas biasa terjadi setelah dikebiri atau disteril dan bisa juga terjadi pada kucing rumahan yang sedikit melakukan aktivitas. Untuk itu, memperhatikan kebutuhan nutrisi dan porsi makan harus dilakukan dengan cara memilih produk yang rendah kalori.

Pada dasarnya, penyakit FLUTD disebabkan oleh dua faktor, yaitu makanan yang terlalu tinggi mineral dan stres yang terjadi pada kucing. Pada banyak kasus, salah satu faktornya adalah karena terdapat dua kucing jantan dalam satu rumah.

Makanan yang terlalu tinggi mineral menyebabkan terjadinya pengkristalan di dalam kandung kemih. Kristal-kristal ini kemudian menyatu membentuk "batu" yang menyebabkan peradangan pada kemih. 

"Batu" inilah yang kemudian mengiritasi kemih dan menghambat saluran kencing sehingga terjadi uremia (kencing bercampur darah). Untuk mencegah terjadinya FLUTD pada kucing, pilihlah makanan diet yang memiliki nutrisi khusus.

Ciri kucing sehat adalah memiliki bulu yang mengilap dan mata yang berbinar. Untuk menjaga kesehatan bulu kucing, pilihlah makanan yang mengandung vitamin A dan vitamin E.