10 Rekomendasi Baterai Rechargeable Terbaik (Terbaru Tahun 2025)

• Baterai rechargeable 26650: baterai berdiameter 26 mm dan berukuran panjang 65 mm. Baterai ini cocok untuk peralatan elektronik berdaya besar, seperti senter LED bertenaga besar, vape, kamera, dan lainnya.

• Baterai rechargeable 18650: baterai memiliki ukuran panjang 65 mm, tetapi diameternya 18 mm. Baterai ini juga cocok untuk peralatan elektronik berdaya besar, seperti senter LED bertenaga besar, vape, kamera, dan lainnya. Namun, kinerjanya tidak sekuat baterai 26650.

• Baterai rechargeable AA: berukuran lebih kecil dibandingkan 18650, yaitu berdiameter 14,5 mm dan panjang 50,5 mm. Ukuran AA merupakan yang paling populer digunakan pada perlengkapan elektronik, seperti senter, jam dinding, dan mainan.

• Baterai rechargeable AAA: baterai ini berdiameter 10,5 mm dan panjang 44,5 mm, paling kecil di antara yang lainnya. Karena itu, biasanya baterai AAA dipakai untuk mengisi daya kamera digital, remote control, atau pemutar MP3.

Baik mAh maupun voltase, keduanya penting karena kapasitas memengaruhi durasi penggunaan, sedangkan tegangan memengaruhi kompatibilitas dengan perangkat. Hanya melihat nilai mAh saja terkadang terasa kurang akurat karena penghitungannya tidak mempertimbangkan voltase. Padahal, voltase juga memengaruhi energi yang disalurkan baterai. Voltase yang lebih tinggi tentu dapat menggerakkan perangkat ber-daya lebih besar. 

• Daya baterai yang ditunjukkan dalam satuan mAh (mili-ampere per hour) adalah kapasitas baterai. Satuan ini menunjukkan jumlah energi yang bisa ditampung oleh baterai untuk disalurkan ke perangkat elektronik. Makin besar kapasitas baterai yang ditunjukkan, idealnya makin tahan lama pula baterai tersebut untuk digunakan. Misalnya, baterai rechargeable dengan kapasitas 2.000 mAh dapat menyalurkan 2 ampere arus selama 1 jam; atau bisa juga diartikan baterai tersebut dapat menyalurkan 1 ampere selama 2 jam. 

• Voltase diukur dalam volt (V) adalah ukuran tegangan listrik yang disuplai oleh baterai. Satuan ini menunjukkan seberapa banyak energi yang dapat dibawa oleh arus listrik. Pada spesifikasi baterai rechargeable terdapat dua jenis voltase, voltase input dan output. Voltase input adalah tegangan yang diterima untuk mengoperasikan perangkat. Sementara, voltase output adalah tegangan yang dikeluarkan untuk digunakan oleh beban lain.

Sesuai dengan mAh dan volt-nya ini, baterai yang bisa diisi ulang terbagi menjadi beberapa jenis, seperti baterai baterai NiMH dan baterai Li-Ion. Untuk menentukan baterai yang tepat, Anda perlu menyimak informasi detailnya di bawah pembahasan selanjutnya.

• Fitur keamanan: fitur yang didesain biasanya untuk mencegah overheating atau arus pendek. Bentuk fitur ini cukup beragam. Contohnya, baterai rechargable yang didesain dengan lapisan perlindungan cerdas untuk menghindari ledakan atau konsleting ketika overheat dan arus pendek. Ada pula baterai yang menggunakan battery management system. Fitur ini dapat mengontrol tegangan yang masuk, mencegah over-charge, over-discharge atau over voltage, dan short circuit.
  

• Port USB: tambahan port pada badan baterai. Beberapa baterai isi ulang sudah didesain dengan port USB. Fitur ini memungkinkan Anda menghubungkannya langsung ke sumber daya, seperti power bank, laptop, hingga charger. Anda tidak perlu lagi repot memakai adaptor terpisah untuk mengisi ulang baterai.

• Klaim "Pre-charged" atau "Ready to Use": label yang menunjukkan bahwa baterai rechargeable bisa langsung dapat digunakan. Anda tidak perlu mengisi daya terlebih dahulu pada pemakaian pertama.