 1](https://assets.my-best.com/_next/static/media/loading-rectangle.dbd06764.png)
 2](https://assets.my-best.com/_next/static/media/loading-rectangle.dbd06764.png)
 3](https://assets.my-best.com/_next/static/media/loading-rectangle.dbd06764.png)
 4](https://assets.my-best.com/_next/static/media/loading-rectangle.dbd06764.png)
 5](https://assets.my-best.com/_next/static/media/loading-rectangle.dbd06764.png)
Sepatu trekking model low cut menawarkan perpaduan kenyamanan, fleksibilitas, dan stabilitas untuk kegiatan hiking ringan hingga menengah. Model ini digemari karena bobotnya lebih ringan dan memberikan ruang gerak lebih bebas. Saat ini, ada banyak sepatu trekking low cut yang bagus di pasaran, seperti Lavio, Rubtrack, dan Eiger. Variasi bahan, desain, dan fit yang beragam mungkin membuat Anda bingung saat memilih.
Untuk membantu Anda, kami akan menjelaskan cara memilih sepatu trekking model low cut. Kami juga akan memberikan rekomendasi sepatu trekking model low cut terbaik. Rekomendasi ini dipilih dari produk-produk terlaris di marketplace dan diurutkan sesuai cara memilih mybest. Yuk, simak dengan saksama untuk menemukan sepatu trekking paling pas untuk Anda!
Highlight Sepatu Trekking Model Low Cut Teratas
Eigerindo Multi Produk Industri

Sepatu low-cut tangguh untuk temani petualangan Anda

Adlai Yulianus adalah aktivis alam bebas yang menekuni kegiatan outdoor sejak 1985. Ia aktif menjelajahi hutan rimba, gunung, tebing, dan gua, dengan pencapaian mendaki puncak Gunung Kerinci (3.805 mdpl) sebagai bukti dedikasinya. Hingga kini, Adlai tetap aktif bertualang secara berkelompok maupun solo sebagai bentuk komitmen dan passion yang tak lekang oleh waktu terhadap dunia eksplorasi alam. Pengalaman 35+ tahun menjadikannya sebagai rujukan tepercaya bagi komunitas alam bebas Indonesia.

mybest adalah situs layanan informasi produk rekomendasi berdasarkan uji coba menyeluruh serta bantuan pendapat oleh pakar. Menghasilkan konten setiap hari, mybest menyediakan pengalaman memilih terbaik bagi lebih dari 3 juta user per bulannya. Berbagai tema konten, mulai dari kosmetik, kebutuhan sehari-hari, elektronik rumah tangga, hingga jasa bisa ditemukan di mybest.
Pakar dalam artikel ini hanya meninjau isi cara memilih. Produk dan layanan yang direkomendasikan bukanlah pilihan dari pakar.
mybest adalah layanan yang memiliki database produk dan meregistrasikan lebih dari 2.000 produk setiap bulannya dengan penelitian yang menyeluruh. Setiap artikel mybest dibuat melalui proses panjang termasuk riset produk dan kebutuhan pembaca serta wawancara dengan ahli di bidangnya. Dengan artikel yang dibuat berdasarkan fakta dan hasil riset mendalam dan informasi yang dapat dipercaya, kami memberikan konten yang dapat dipercaya kepada para pembaca kami.
Sepatu trekking memang umumnya menutupi hingga mata kaki atau disebut high cut. Namun, banyak pendaki atau pegiat olahraga outdoor yang lebih suka memakai model low cut. Pada sepatu low cut, tinggi bagian sampingnya tidak menutupi mata kaki sehingga gerak Anda jadi lebih bebas.
Ketika berbicara soal trekking, medan yang Anda hadapi cenderung bervariasi. Jalanan berbatu, berlumut, akar-akaran, dan sungai mungkin saja Anda lewati. Sepatu trekking model high cut memberikan perlindungan maksimal untuk kaki, terutama bagian mata kaki. Ketika Anda salah pijak, cedera ankle lebih bisa dihindari dengan sepatu model high cut. Namun, bobotnya juga cenderung lebih berat dan kaku.
Oleh karena itu, sepatu model low cut banyak dicari sebagai alternatifnya. Kelebihan sepatu trekking model low cut tentu saja dari segi fleksibilitas gerak dan bobotnya yang lebih ringan. Selain itu, sepatu low cut tentunya lebih mudah dilepas agar kaki bisa lebih bernapas saat beristirahat.
Untuk Anda yang sudah berpengalaman melakukan kegiatan outdoor, tidak masalah menggunakan sepatu trekking low cut. Terlebih jika Anda melakukan kegiatan yang dinamis, seperti trail running, sepatu low cut lebih tidak membebani langkah Anda.
Sepatu trekking ada berbagai macam, ada yang khusus untuk pendakian gunung, hiking santai, atau trail running. Ada juga sepatu yang bisa digunakan untuk trail running sekaligus hiking. Namun, sebaiknya pilih jenis sepatu sesuai dengan kegiatan Anda.
Poin utama yang perlu Anda perhatikan saat memilih sepatu trekking untuk pendakian gunung adalah solnya. Cengkeraman atau grip sepatunya harus kuat. Karena digunakan berhari-hari, upper yang breathable dan waterproof juga menjadi keuntungan tersendiri.
Sepatu trekking untuk medan yang berat perlu diperhatikan bagian sambungan antara bodi dan solnya. Akan lebih baik jika Anda memberikan jahitan tambahan di sekeliling bodi sepatu dan sol. Hal ini dilakukan agar kekuatan sol terhadap bodi lebih terjaga.
Namun, sebagian besar sepatu hiking berbobot berat dan cengkeramannya pun lebih kuat daripada sepatu trekking. Kami juga akan merekomendasikan sepatu trekking yang bisa Anda gunakan untuk hiking.
Sepatu trail running sekilas mirip dengan sepatu trekking untuk naik gunung. Namun, sepatu trail running sering kali dibuat lebih fleksibel, bantalan yang lebih bouncy, dan breathable. Bahkan, sering kali sepatu trail running tidak dilengkapi dengan fitur waterproof dan windproof. Tujuannya agar sirkulasi udara ke kaki bisa berjalan dengan baik.
Jadi, sebelum membeli, tentukan dahulu Anda ingin membeli sepatu untuk kegiatan apa. Apakah naik gunung, hiking santai, trail running, atau justru yang bisa untuk berbagai kegiatan?
Ketika bicara tentang bagian atas sepatu atau upper, jangan hanya terpaku pada keindahan desainnya saja. Tampilan memang penting, tetapi Anda harus memperhatikan bahannya juga. Saat memilih sepatu, pastikan bahan upper-nya kuat dan tahan lama.
Sepatu low cut mudah dilepas dan dipakai kembali. Karena itu, tidak masalah jika Anda memilih sepatu yang bahannya cukup tebal. Sesuaikan saja dengan medan dan lama trekking Anda. Bagian upper sepatu trekking bisa terbuat dari kulit asli, suede, hingga bahan sintetis seperti Gore-Tex.
Bahan kulit terasa lebih identik dengan sepatu trekking lawas. Bahannya kuat, tetapi sirkulasi udaranya kurang baik jika dibandingkan sepatu-sepatu keluaran terbaru. Bahan yang paling sering digunakan adalah suede karena dari segi tampilan modern dan breathable. Bahan-bahan sintetis seperti poliester juga sering dijadikan campuran karena ringan dan tahan lama.
Lebar sepatu sangatlah penting terutama untuk pendakian di gunung yang pijakannya tidak stabil. Saat mendaki di medan yang tidak rata, sepatu yang lebar akan menstabilkan pijakan Anda. Dengan begitu, Anda pun tidak menjadi cepat lelah. Selain itu, kaki cenderung memuai atau melebar ketika panas atau berjalan jauh. Jangan pakai sepatu yang terlalu sempit, ya.
Untuk ketebalan solnya, makin tebal, maka makin empuk dan timbul bouncy feel. Anda jadi tidak terlalu merasakan benturan. Tipe seperti ini bagus untuk hiking atau trail running yang mengharuskan Anda. Ketebalan sol 5-10 mm sudah cukup bagus.
Cuaca di Indonesia tergolong susah ditebak. Pagi hari panas, siang atau sore hari bisa hujan deras secara tiba-tiba. Oleh karena itu, akan sangat menguntungkan jika Anda memiliki sepatu trekking yang bisa diandalkan untuk segala cuaca. Salah satu indikatornya adalah memiliki sepatu yang waterproof dengan sirkulasi udara yang baik.
Kondisi lapisan waterproof pada sepatu tentu akan berkurang seiring pemakaiannya. Semua tergantung pada cara perawatan, merek sepatu, serta kualitas bahannya. Idealnya, daya waterproof sepatu bisa bertahan sekira 1-2 tahun pertama pemakaian. Setelah beberapa waktu pemakaian, Anda juga bisa menyemprotkan cairan waterproof. Akan tetapi, hal itu berpotensi membuat bobot sepatu jadi lebih berat.
Produk | Gambar | Harga terendah | Poin | Perincian | |||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Pilihan ukuran (minimal) | Pilihan ukuran (maksimal) | Bahan upper | Bahan insole | Bahan outsole | Waterproof | Antiselip | |||||
1 | Lavio Lavio Safety Boots Gerard | ![]() | Dilengkapi ujung besi untuk perlindungan ekstra | 39 | 43 | PU leather, Suede | Tidak tercantum | Rubber | |||
2 | Sepatu Branded Rubtrack Papandayan Boa | ![]() | Dengan sistem tali putar, mengunci sepatu jadi lebih cepat! | 36 | 44 | Suede, Mesh | Tidak tercantum | Rubber | |||
3 | Eigerindo Multi Produk Industri Eiger Tigeclaw 2.5 | ![]() | Sepatu low-cut tangguh untuk temani petualangan Anda | 38 | 45 | Polyester, Suede leather, Rubber sheet toeguard | Ortholite® | Rubber | |||
4 | Outdoor Pro Outdoor Pro Lynk Quarto | ![]() | Makin lincah saat melintasi gunung dengan sepatu ini | 36 | 47 | Rubber sheet, Suede | Soft EVA pressed | Rubber | |||
5 | Vita Nova Atletik Ortuseight Annapurna | ![]() | Nyaman digunakan saat berlari, keren digunakan sehari-hari | 38 | 46 | Mesh, PU | 3D molded insole | AR60 rubber | |||
6 | Deckers Brands Hoka Transport Men's Shoes | ![]() | Sneakers sporty yang bisa dipakai trekking sekaligus harian | 40 2/3 | 45 1/3 | Cordura® abrasion-resistant textile | Compression molded EVA with 30% sugarcane | Vibram® EcoStep Natural made with 90% oil-free ingrediants | |||
7 | Decathlon Decathlon Quechua Men's Walking Shoes|MH100 | ![]() | Sepatu tahan air yang siap hadapi segala cuaca | 39 | 45 | 70% polyamide, 20% polyurethane, 10% rubber | Cushion | 67% synthetic rubber, 33% ethylene vinyl acetate | |||
8 | Wijaya Arta Mandiri Group 910 Nineten Yuza Hikehero Low | ![]() | Trekking bebas lembap berkat fitur Maxi Breath Upper Tech | 40 | 45 | Polyester | PU foam | Rubber | |||
9 | Prodigo Prodigo Sindoro | ![]() | Tampil keren saat trekking dengan sepatu berdesain bulky | 39 | 44 | Suede, Faux leather, Mesh | Tidak tercantum | Thermoplastic rubber | |||
10 | Amer Sports Salomon X Ultra 5 Gore-Tex | ![]() | Taklukkan semua medan ekstrem ditemani sepatu Solomon Gore-Tex | 40 2/3 | 46 | Synthetic/Textile, Active Support, Lace Pocket, sensiFIT™ | Synthetic/Textile, Molded OrthoLite® sockliner | Rubber, All Terrain Contagrip® | |||
| Bahan upper | PU leather, Suede |
|---|---|
| Bahan outsole | Rubber |
| Pilihan ukuran (minimal) | 39 |
|---|---|
| Pilihan ukuran (maksimal) | 43 |
| Bahan insole | Tidak tercantum |
| Antiselip |
| Bahan upper | Suede, Mesh |
|---|---|
| Bahan outsole | Rubber |
| Pilihan ukuran (minimal) | 36 |
|---|---|
| Pilihan ukuran (maksimal) | 44 |
| Bahan insole | Tidak tercantum |
| Antiselip |
| Bahan upper | Polyester, Suede leather, Rubber sheet toeguard |
|---|---|
| Bahan outsole | Rubber |
| Pilihan ukuran (minimal) | 38 |
|---|---|
| Pilihan ukuran (maksimal) | 45 |
| Bahan insole | Ortholite® |
| Antiselip |
| Bahan upper | Rubber sheet, Suede |
|---|---|
| Bahan outsole | Rubber |
| Pilihan ukuran (minimal) | 36 |
|---|---|
| Pilihan ukuran (maksimal) | 47 |
| Bahan insole | Soft EVA pressed |
| Antiselip |
| Bahan upper | Mesh, PU |
|---|---|
| Bahan outsole | AR60 rubber |
| Pilihan ukuran (minimal) | 38 |
|---|---|
| Pilihan ukuran (maksimal) | 46 |
| Bahan insole | 3D molded insole |
| Antiselip |
| Bahan upper | Cordura® abrasion-resistant textile |
|---|---|
| Bahan outsole | Vibram® EcoStep Natural made with 90% oil-free ingrediants |
| Pilihan ukuran (minimal) | 40 2/3 |
|---|---|
| Pilihan ukuran (maksimal) | 45 1/3 |
| Bahan insole | Compression molded EVA with 30% sugarcane |
| Antiselip |
| Bahan upper | 70% polyamide, 20% polyurethane, 10% rubber |
|---|---|
| Bahan outsole | 67% synthetic rubber, 33% ethylene vinyl acetate |
| Pilihan ukuran (minimal) | 39 |
|---|---|
| Pilihan ukuran (maksimal) | 45 |
| Bahan insole | Cushion |
| Antiselip |
| Bahan upper | Polyester |
|---|---|
| Bahan outsole | Rubber |
| Pilihan ukuran (minimal) | 40 |
|---|---|
| Pilihan ukuran (maksimal) | 45 |
| Bahan insole | PU foam |
| Antiselip |
| Bahan upper | Suede, Faux leather, Mesh |
|---|---|
| Bahan outsole | Thermoplastic rubber |
| Pilihan ukuran (minimal) | 39 |
|---|---|
| Pilihan ukuran (maksimal) | 44 |
| Bahan insole | Tidak tercantum |
| Antiselip |
| Bahan upper | Synthetic/Textile, Active Support, Lace Pocket, sensiFIT™ |
|---|---|
| Bahan outsole | Rubber, All Terrain Contagrip® |
| Pilihan ukuran (minimal) | 40 2/3 |
|---|---|
| Pilihan ukuran (maksimal) | 46 |
| Bahan insole | Synthetic/Textile, Molded OrthoLite® sockliner |
| Antiselip |
Keduanya hampir mirip, yakni melakukan kegiatan di alam bebas seperti bukit atau gunung. Perbedaannya terdapat pada medan yang harus Anda lalui. Di Indonesia, hiking lebih dikenal sebagai aktivitas mendaki gunung.
Hiking juga cenderung dilakukan di medan yang trek-nya sudah jelas serta tingkat kesulitannya juga lebih ringan. Kegiatan outdoor lain, seperti berkemah dan melihat sunrise di Gunung Bromo, bisa dikategorikan sebagai hiking.
Sementara itu, trekking medannya lebih bervariasi dan cenderung belum sering dilewati oleh masyarakat umum. Kegiatan ekspedisi alam bebas, pergi ke air terjun atau curug, dan jalan-jalan di padang rumput bisa dikategorikan sebagai trekking.
Ada juga yang menggolongkannya berdasarkan waktu. Hiking bisa dilakukan dalam waktu satu hari, sedangkan trekking membutuhkan waktu lebih lama.
Sebenarnya, sepatu trekking low cut bisa digunakan di medan yang sama seperti sepatu high cut. Semuanya tergantung pada jenis sol yang dipakai setiap brand. Namun, sepatu low cut lebih baik digunakan untuk trekking di area yang kontur tanahnya tidak terlalu menanjak atau menurun. Permukaan tanahnya pun lebih baik yang berbatu, bukan tanah yang gembur dan basah, atau berlumpur.
Sepatu ini memberikan kebebasan gerak lebih baik untuk kaki Anda. Oleh karena itu, sepatu low cut lebih cocok untuk kegiatan dinamis seperti trail running. Sepatu ini juga bisa digunakan untuk hiking di medan yang sudah familier untuk Anda. Dengan begitu, Anda sudah hafal dengan pijakan atau tingkat kesulitan yang harus dilalui.
Namun, perlindungan yang diberikan sepatu low cut terhadap mata kaki lebih rendah dibandingkan high cut. Jadi, Anda harus lebih berhati-hati.
1. Rendam di dalam ember berisi air hangat hingga kotoran terangkat. Anda bisa membersihkannya dengan tangan juga.
2. Jika kotorannya tidak terangkat juga, Anda bisa menambahkan sabun bayi atau sabun dengan pH netral (mild soap).
3. Gunakan lap basah atau sikat halus untuk membersihkan noda membandel. Sikatlah dengan lembut dan perlahan-lahan, ya.
4. Keringkan di halaman rumah yang tidak terkena sinar matahari langsung. Sinar matahari bisa merusak lapisan luar sepatu. Terutama pada sepatu berbahan kulit, sepatu bisa menjadi kering dan melukai kaki saat dikenakan.
5. Simpan sepatu di tempat yang kering agar tidak berjamur. Jika sepatu terlanjur berjamur, bersihkan dengan campuran air cuka (80% air dan 20% cuka).
Saat memilih sepatu trekking model low cut, pilihlah bahan yang mudah kering saat basah. Tali sepatu juga harus mendapat perhatian khusus. Pastikan tali sepatu, lubang, dan kaitan logamnya kuat.
Beragam sepatu untuk aktivitas outdoor seperti sepatu lari, sepatu gunung, dan sepatu hiking bisa menjadi pelengkap perlengkapan trekking Anda. Jika Anda membutuhkan opsi tambahan yang lebih sesuai dengan medan dan aktivitas, kami sudah menyiapkan rekomendasinya. Yuk, simak ulasannya dan temukan pilihan terbaik melalui link ini!
No. 1: Lavio|Lavio Safety Boots Gerard
No. 2: Sepatu Branded|Rubtrack Papandayan Boa
No. 3: Eigerindo Multi Produk Industri|Eiger Tigeclaw 2.5
No. 4: Outdoor Pro|Outdoor Pro Lynk Quarto
No. 5: Vita Nova Atletik|Ortuseight Annapurna
Lihat rekomendasi lengkapnya di siniDeskripsi setiap produk diambil dari informasi yang tersedia dari produsen, brand, dan situs marketplace.

Kebutuhan rumah tangga

Elektronik rumah tangga

Komputer & laptop

Kamera

Perawatan tubuh & kecantikan

Kesehatan

Makanan & minuman

Peralatan dapur

Fashion wanita

Fashion pria

Fashion anak

Ibu & anak

Interior & furnitur

Hobi

Outdoor & sports

DIY & tools

Perawatan hewan

Buku

Peralatan kantor & alat tulis

Otomotif

Perlengkapan pesta & hadiah

Handphone & tablet

Gaming

Program & aplikasi

Travelling