10 Rekomendasi Power Amplifier Terbaik [Ditinjau Sound Engineer] (Terbaru Tahun 2025)

Power amplifier mono hanya bisa dipakai untuk menguatkan sinyal pada satu jalur. Penyebabnya adalah power amplifier ini hanya memiliki satu jalur input. Tidak mengherankan jika jenis ini dikatakan sebagai yang paling sederhana. Sementara itu, jalur output-nya bisa ada beberapa. Hal tersebut tergantung dari produsennya. Jalur output ini berfungsi untuk disalurkan ke subwoofer.

Dengan jenis power amplifier ini, suara yang dihasilkan juga berupa audio mono. Kelebihannya adalah setiap orang akan mendengar suara yang seolah-olah berasal dari satu posisi. Harganya juga lebih terjangkau. Contoh power amplifier mono adalah integrated amplifier gitar atau biasa disebut dengan head amplifier gitar.

Jika Anda ingin menghasilkan audio stereo, dua power amplifier mono yang disambungkan ke stereo source bisa digunakan. Teknik ini disebut dengan dual mono dan biasanya butuh lebih banyak biaya. Perlu diketahui bahwa power amplifier yang banyak beredar di marketplace Indonesia adalah jenis stereo. Jadi, Anda tidak akan banyak menemukan jenis mono.

Power amplifier stereo dapat digunakan untuk menguatkan dua jalur sekaligus, yaitu jalur audio left (L) dan right (R). Jenis power amplifier ini memiliki dua input dan output. Menggunakannya akan menghasilkan audio stereo.

Kelebihan dari audio stereo adalah suaranya terdengar natural. Sebab itu, power amplifier stereo menjadi standar industri atau syarat umum dalam menyelenggarakan pertunjukan. Suara yang dihasilkan pada pertunjukan akan terdengar lebih baik.

Pada umumnya, terdapat tiga mode pada amplifier, yaitu stereo, paralel, dan bridge mono. Mode yang paling sering digunakan pada amplifier multisaluran adalah stereo. Jika Anda ingin setiap saluran amplifier bekerja secara mandiri, gunakanlah mode stereo.

Sama seperti mode stereo, paralel juga menggunakan dua speaker. Namun, sumbernya hanya satu jalur. Sumber tersebut kemudian dipecah menggunakan splitter. Sementara itu, bridge mono sama seperti paralel. Akan tetapi, jalur untuk source atau sumbernya ada dua, lalu disalurkan ke dalam satu speaker.

Penguat daya kelas A memiliki desain yang paling sederhana sekaligus paling banyak digunakan. Linieritasnya tertinggi dibandingkan semua kelas penguat daya sehingga tidak ada distorsi pada crossover. Power amplifier kelas A biasanya menggunakan satu atau dua transistor.

Penguat daya kelas B menggunakan dua atau lebih transistor yang biasanya telah disesuaikan. Dengan begitu, setiap transistor hanya berjalan satu setengah siklus dari gelombang. Teknik yang disebut konfigurasi push roll tersebut berfungsi untuk mengurangi panas yang ada. Jika dinyatakan dalam persen, penguatan kelas B mencapai angka 78,5%. Kelas B sayangnya sering menyebabkan distorsi crossover.

Dapat dikatakan bahwa penguat daya kelas AB merupakan perpaduan dari kelas A dan B. Dayanya efisien seperti kelas B. Namun, tingkat distorsinya seperti kelas A. Karena itu, kelas ini kerap digunakan pada desain audio power amplifier.

Power amplifier kelas C mengutamakan efisiensi daya, bahkan efisiensinya mencapai 90%. Alhasil power amplifier ini hanya dapat menguatkan sinyal input kurang dari setengah gelombang sehingga distorsi pada output-nya tinggi. Karena itu, power amplifier kelas C jarang digunakan. Kelas ini biasanya digunakan untuk frekuensi radio dan berbagai alat komunikasi.

Power amplifier kelas D dikenal juga sebagai digital amplifier. Penguat dayanya memakai teknik pulse width modulation. Kelas ini memiliki efisiensi daya mulai dari 90% hingga 100%. Dengan kata lain, penguat daya kelas D tidak boros daya. Kelas D juga tidak boros waktu saat transisi sinyal. Namun, kelas ini biasanya tidak akurat.