Mencari headset tanpa menutup telinga sepenuhnya? Headset bone conduction atau yang populer disebut headset open air bisa menjadi solusi. Headset ini memungkinkan suara ditransmisikan melalui tulang tengkorak langsung ke koklea. Anda pun tetap bisa mendengar, baik musik maupun suara sekitar tanpa mengurangi keamanan saat olahraga atau bekerja di lingkungan terbuka.
Untuk membantu Anda memilih, bersama sound engineer, Dennis Novriandi, kami telah menyusun cara memilih headset bone conduction sebagai panduan. Review produk terbaiknya dari berbagai merek, seperti Lenovo, JETE, dan Shokz juga akan kami bagikan. Semua produk tersebut sudah dikurasi berdasarkan cara memilih mybest dan tingkat penjualan di marketplace.
Highlight Headset Bone Conduction Teratas
Doran Sukses Indonesia
Rasakan kebebasan berolahraga dengan headphone elastis dan tahan air
Tahan air sepenuhnya dengan rating IP68, ideal untuk berenang
Dingju Innovation (Beijing) Technology
Headphone bone conduction ekonomis dengan koneksi cepat dan stabil
Dennis adalah bassist dari band SASVRITA yang juga aktif sebagai sound engineer dan producer untuk beberapa band dalam negeri. Selain itu, Dennis mengerjakan proyek-proyek lainnya sambil mengelola recording studio pribadi dan mendirikan production house Eastneptune Studio. Tidak hanya di bidang musik, Dennis juga berkiprah di bidang animasi dan komputer. Beberapa di antaranya adalah sebagai front end developer, freelance UI/UX designer, serta freelance 2D and 3D animation.
Gigih Prayitno adalah content planner di mybest Indonesia sejak 2024 yang berfokus pada segmen perangkat elektronik, travel, dan DIY tools. Sebelumnya, Gigih bekerja sebagai reporter online di Tribun Travel selama 2 tahun+ serta pernah menjadi kontributor di Kompasiana dan IDN Community. Berbekal pengalamannya meriset informasi yang tepercaya, saat ini Gigih aktif menyusun cara memilih dalam artikel serta melakukan riset produk yang dibutuhkan user agar pembaca mendapatkan informasi yang akurat dan relevan.
Pakar dalam artikel ini hanya meninjau isi cara memilih. Produk dan layanan yang direkomendasikan bukanlah pilihan dari pakar.
Daftar isi
Earcups headset bone conduction diletakkan di tulang rahang dan pipi agar Anda bisa mendengar suara di sekitar. Sementara, headset atau earphone lain menutupi lubang telinga sehingga menghalangi suara dari luar.
Headset bone conduction cocok untuk aktivitas seperti berlari, bersepeda, atau commuting di transportasi umum. Anda dapat menikmati musik sambil mendengar suara sekitar. Bobotnya pun ringan dan nyaman digunakan dalam waktu lama. Namun, perangkat ini tidak memiliki fitur noise cancelling. Akibatnya, suara luar lebih mudah masuk dan kualitas audionya tidak sebaik headset konvensional. Selain itu, untuk kualitas audio yang sama, harga headset bone conduction relatif lebih mahal.
Saat memilih headset bone conduction, Anda bisa memperhatikan rentang frekuensi, fitur Bluetooth, dan codec pada spesifikasi produk. Jika digunakan untuk olahraga, pilihlah headset dengan sertifikasi IPX5 ke atas. Selain itu, cek juga fitur tambahan lainnya, seperti pengaturan EQ dan memory slot. Berikut ini penjelasan lebih lanjutnya.
Ada beberapa hal yang memengaruhi kualitas audio saat menggunakan headset bone conduction. Untuk itu, Anda perlu mengecek rentang frekuensi, versi Bluetooth, serta codec-nya. Mari kita bahas lebih lanjut!
Sementara itu, frekuensi 20 kHz bisa menangkap suara treble yang tinggi. Misalnya, Anda bisa mendengar suara dentingan lonceng atau teriakan wanita. Jadi, suara rendah atau bass hingga suara tinggi, seperti lengkingan, bisa terdengar dengan headset ini.
Kualitas suatu perangkat audio, termasuk headphone bone conduction dapat dilihat dari caranya mengirim atau menerjemahkan frekuensi suara. Kualitas suara yang kita dengar dari perangkat satu dengan perangkat lain dapat berbeda akibat frekuensi suara yang didukungnya.
Bluetooth versi terbaru memiliki latency yang rendah sehingga audio yang ditransmisikan minim delay.
Codec SBC, AAC, dan LDAC memungkinkan transmisi audio dengan kompresi yang kecil. Hal ini membuat suara yang terdengar di earphone jadi lebih jernih dan detail.
Untuk codec, baiknya minimal adalah AAC. Namun, jika codec ini tidak ada di perangkat audio entry level, codec SBC juga sudah cukup mumpuni. Hanya saja, audio pada headset bone conduction dengan codec SBC mungkin agak terdistorsi atau terkompres. Hal ini karena nilai bit-rate-nya rendah.
Karena sering dibawa bepergian dan berolahraga, headset tahan air lebih aman saat terkena keringat ataupun hujan.
Playtime yang lama memungkinkan Anda mendengarkan lagu lebih lama tanpa harus sering melakukan charging.
Jadi, Anda dapat menggunakan headset untuk berolahraga tanpa khawatir daya baterainya cepat habis. Selain itu, perhatikan juga waktu pengisian dayanya. Beberapa produk membutuhkan waktu lama untuk terisi penuh karena pengisian baterainya lambat. Sesuai dengan riset produk di pasaran, rata-rata waktu headset bone conduction untuk bisa full charged adalah 2 jam. Untuk efisiensi waktu, produk dengan waktu charging kurang dari 2 jam lebih direkomendasikan.
Adanya fitur lain di headset bone conduction membuat pemakaiannya lebih praktis dan nyaman. Anda dapat mengatur equalizer sesuai selera, mendengarkan musik tanpa pairing dengan smartphone, atau menikmati audio minim delay saat bermain game.
Produk | Gambar | Harga terendah | Poin | Perincian | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Versi Bluetooth | Codec | Frekuensi (min) | Daya tahan baterai | Frekuensi (max) | Waktu pengisian daya | Wireless charging | Tipe konektor pengisi daya | Waterproof | |||||
1 | Shokz Shokz OpenRun Pro 2 | ![]() | Hanya dalam 5 menit daya baterai sudah terisi penuh! | Bluetooth 5.3 | SBC | 20 Hz | 12 jam | 20 kHz | 5 menit untuk 2,5 jam pemakaian | USB Type-C | |||
2 | Doran Sukses Indonesia JETE Headset Bluetooth Openear 2 | ![]() | Rasakan kebebasan berolahraga dengan headphone elastis dan tahan air | Bluetooth 5.3 | SBC | 20 Hz | 5 jam | 20 kHz | 2 jam | Magnetic | |||
3 | ONPOINT OpenEar Iron Bone Conduction Headphone | ![]() | Tahan air sepenuhnya dengan rating IP68, ideal untuk berenang | Bluetooth 5.3 | SBC | 20 Hz | 10 jam | 20 kHz | Tidak diketahui | USB Type-C adapter, Magnetic | |||
4 | Dingju Innovation (Beijing) Technology Erazer Wireless Earbud Bone Conduction Headphone|XF22 | ![]() | Headphone bone conduction ekonomis dengan koneksi cepat dan stabil | Bluetooth 5.4 | SBC | 2.402 Hz | 11 jam | 2.480 kHz | Tidak tercantum | USB Type-C | |||
5 | Vinero Vinero Rubi Bone Conduction Wireless Bluetooth Earphone | ![]() | Jaga privasi dari orang sekitar dengan fitur protect privacy | Bluetooth 5.3 | SBC | 20 Hz | 8 jam | 20 kHz | 2.5 jam | Magnetic | |||
6 | Lenovo Lenovo|Thinkplus Bone Conduction Headphone|X3 Pro | ![]() | Desainnya yang ergonomis serta minim interferensi, nyaman untuk aktivitas harian | Bluetooth 5.3 | AAC, SBC | 20 Hz | 7 jam | 20 kHz | 2 jam | Micro-USB | |||
7 | Dongguan Liesheng Electronic Haylou PurFree|BC01 | ![]() | Dilengkapi dual-mic noise cancellation, suara lebih jernih meski menelepon di tempat bising | Bluetooth 5.2 | SBC, aptX | Tidak diketahui | 8 jam | Tidak diketahui | 10 menit untuk 2 jam pemakaian | Magnetic | |||
8 | Zola Open Ear Bone Conduction Earphone | ![]() | Dengan LED display indicator yang canggih dan akurat menampilkan kondisi baterai | Bluetooth 5.3 | SBC | 20 Hz | 10 jam | 20 kHz | 2 jam | Magnetic | |||
9 | Jovitech Swimfree Buds Bone Conduction|BC81 | ![]() | Teknologi yang digunakan mampu mengurangi kebisingan serta meningkatkan kualitas suara | Bluetooth 5.4 | SBC, AAC | 45 Hz | 12 jam | 20 kHz | 2 jam | Magnetic | |||
10 | Suunto Oy Suunto Sonic Bone Conduction Headphones | ![]() | Mampu menghasilkan suara dengan efek bass yang dalam | Bluetooth 5.2 | SBC, aptX | 20 Hz | 10 jam | 20 kHz | 1 jam | Magnetic |
Frekuensi (min) | 20 Hz |
---|---|
Frekuensi (max) | 20 kHz |
Versi Bluetooth | Bluetooth 5.3 |
---|---|
Codec | SBC |
Daya tahan baterai | 12 jam |
Waktu pengisian daya | 5 menit untuk 2,5 jam pemakaian |
Tipe konektor pengisi daya | USB Type-C |
Frekuensi (min) | 20 Hz |
---|---|
Frekuensi (max) | 20 kHz |
Versi Bluetooth | Bluetooth 5.3 |
---|---|
Codec | SBC |
Daya tahan baterai | 5 jam |
Waktu pengisian daya | 2 jam |
Tipe konektor pengisi daya | Magnetic |
Frekuensi (min) | 20 Hz |
---|---|
Frekuensi (max) | 20 kHz |
Versi Bluetooth | Bluetooth 5.3 |
---|---|
Codec | SBC |
Daya tahan baterai | 10 jam |
Waktu pengisian daya | Tidak diketahui |
Tipe konektor pengisi daya | USB Type-C adapter, Magnetic |
Frekuensi (min) | 2.402 Hz |
---|---|
Frekuensi (max) | 2.480 kHz |
Versi Bluetooth | Bluetooth 5.4 |
---|---|
Codec | SBC |
Daya tahan baterai | 11 jam |
Waktu pengisian daya | Tidak tercantum |
Tipe konektor pengisi daya | USB Type-C |
Frekuensi (min) | 20 Hz |
---|---|
Frekuensi (max) | 20 kHz |
Versi Bluetooth | Bluetooth 5.3 |
---|---|
Codec | SBC |
Daya tahan baterai | 8 jam |
Waktu pengisian daya | 2.5 jam |
Tipe konektor pengisi daya | Magnetic |
Frekuensi (min) | 20 Hz |
---|---|
Frekuensi (max) | 20 kHz |
Versi Bluetooth | Bluetooth 5.3 |
---|---|
Codec | AAC, SBC |
Daya tahan baterai | 7 jam |
Waktu pengisian daya | 2 jam |
Tipe konektor pengisi daya | Micro-USB |
Frekuensi (min) | Tidak diketahui |
---|---|
Frekuensi (max) | Tidak diketahui |
Versi Bluetooth | Bluetooth 5.2 |
---|---|
Codec | SBC, aptX |
Daya tahan baterai | 8 jam |
Waktu pengisian daya | 10 menit untuk 2 jam pemakaian |
Tipe konektor pengisi daya | Magnetic |
Frekuensi (min) | 20 Hz |
---|---|
Frekuensi (max) | 20 kHz |
Versi Bluetooth | Bluetooth 5.3 |
---|---|
Codec | SBC |
Daya tahan baterai | 10 jam |
Waktu pengisian daya | 2 jam |
Tipe konektor pengisi daya | Magnetic |
Frekuensi (min) | 45 Hz |
---|---|
Frekuensi (max) | 20 kHz |
Versi Bluetooth | Bluetooth 5.4 |
---|---|
Codec | SBC, AAC |
Daya tahan baterai | 12 jam |
Waktu pengisian daya | 2 jam |
Tipe konektor pengisi daya | Magnetic |
Frekuensi (min) | 20 Hz |
---|---|
Frekuensi (max) | 20 kHz |
Versi Bluetooth | Bluetooth 5.2 |
---|---|
Codec | SBC, aptX |
Daya tahan baterai | 10 jam |
Waktu pengisian daya | 1 jam |
Tipe konektor pengisi daya | Magnetic |
Anda suka olahraga atau mendengarkan musik di tempat umum? Jika iya, earphone atau headphone tanpa kabel bisa menjadi pilihan yang praktis. Untuk membantu Anda memilih, kami juga telah menyiapkan rekomendasi produk terbaik dari earphone atau headphone di pasaran yang sistem penggunaannya wireless. Cek, ya!
No. 1: Shokz|Shokz OpenRun Pro 2
No. 2: Doran Sukses Indonesia|JETE Headset Bluetooth Openear 2
No. 3: |ONPOINT OpenEar Iron Bone Conduction Headphone
No. 4: Dingju Innovation (Beijing) Technology|Erazer Wireless Earbud Bone Conduction Headphone|XF22
No. 5: Vinero|Vinero Rubi Bone Conduction Wireless Bluetooth Earphone
Lihat rekomendasi lengkapnya di siniDeskripsi setiap produk diambil dari informasi yang tersedia dari produsen, brand, dan situs marketplace.
Kebutuhan rumah tangga
Elektronik rumah tangga
Komputer & laptop
Kamera
Perawatan tubuh & kecantikan
Kesehatan
Makanan & minuman
Peralatan dapur
Fashion wanita
Fashion pria
Fashion anak
Ibu & anak
Interior & furnitur
Hobi
Outdoor & sports
DIY & tools
Perawatan hewan
Buku
Peralatan kantor & alat tulis
Otomotif
Perlengkapan pesta & hadiah
Handphone & tablet
Gaming
Program & aplikasi
Travelling