Susu formula (sufor) dapat dijadikan alternatif saat bayi tidak bisa mendapat ASI eksklusif secara optimal. Susu ini dirancang mirip ASI dengan tambahan nutrisi yang disesuaikan menurut tahapan usia atau kebutuhan si kecil. Ada susu bayi baru lahir (newborn), susu formula untuk bayi 6–12 bulan, hingga susu formula rendah gula. Lantas, bagaimana cara memilih susu formula bayi yang tepat?
Untuk menjawabnya, kami telah menyusun cara memilih susu formula terbaik bersama dokter spesialis gizi, dr. Diana F. Suganda, serta dokter anak, dr. Sintadewi Dharmasuari. Ada juga rekomendasi susu formula yang bagus untuk bayi 0-6 bulan maupun 6-12 bulan dari berbagai merek, seperti SGM, Bebelove, hingga Neocate. Produk dalam peringkat susu formula terbaik tersebut kami kurasi berdasarkan cara memilih mybest dan penjualan terlaris di marketplace.
dr. Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK adalah lulusan S1 dan S2 FK Unpad yang melanjutkan spesialisnya di FK UI dari 2011. Sejak 2007, dr. Diana sudah berkecimpung dalam dunia gizi sebagai clinical doctor dan konsultan nutrisi profesional. Setelah selesai mengambil spesialisnya pada 2013, dr. Diana menjadi Clinical Nutrition Specialist yang kini berpraktek di RSPI Bintaro Jaya dan BWCC Bintaro. Sebagai spesialis gizi, dr. Diana banyak dipercaya menjadi narasumber dan health speaker, termasuk acara TV, seperti dr. Oz Indonesia (Trans TV), Hidup Sehat (TV One), dan Ayo Sehat (Kompas TV). Artikel kesehatan juga banyak beliau tulis, beberapa di antaranya diterbitkan di Harper’s Bazaar Indonesia dan Clara.
dr. Sintadewi Dharmasuari adalah seorang dokter spesialis anak yang menempuh pendidikan di Universitas Udayana, Denpasar, Bali. dr. Sintadewi memiliki minat khusus dalam bidang tumbuh kembang serta penyakit infeksi pada anak. Selain aktif memberikan edukasi melalui media sosial dan penyuluhan, dr. Sintadewi juga dikenal sebagai seorang seniman cat air. Di tengah kesibukannya sebagai dokter, dr. Sintadewi kerap meluangkan waktu untuk melukis. Dengan misi membantu para orang tua dalam memahami perawatan dan kesehatan anak, dr. Sintadewi bercita-cita menggabungkan kecintaannya pada dunia kedokteran dan seni untuk mendukung anak-anak yang membutuhkan.
Nisa Destiana adalah apoteker dan content specialist di mybest yang fokus pada perawatan kulit, kecantikan, dan kesehatan. Sebelumnya, Nisa pernah bekerja di perusahaan farmasi multinasional selama hampir 5 tahun dan melanjutkan karier sebagai penulis kesehatan untuk start-up telemedisin selama 1 tahun. Ia aktif menyunting artikel dan telah mewawancarai lebih dari 20 pakar dalam 1 tahun terakhir, termasuk dokter kulit sampai ahli gizi, untuk memberikan informasi terbaik kepada pengguna mybest.
Pakar dalam artikel ini hanya meninjau isi cara memilih. Produk dan layanan yang direkomendasikan bukanlah pilihan dari pakar.
Daftar isi
Susu formula tidak bisa sepenuhnya menggantikan ASI. Namun, susu formula bisa diberikan jika dibutuhkan, seperti saat produksi susu ibu kurang optimal atau bayi lahir terlalu awal.
Susu formula dirancang menyerupai ASI, tetapi tidak bisa sepenuhnya menggantikannya. ASI tetap menjadi sumber nutrisi terbaik, terutama pada 6 bulan pertama kehidupan bayi. Kandungan ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi dan mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang belum sempurna.
Idealnya, bayi menerima ASI eksklusif sejak lahir hingga usia 6 bulan, lalu dilanjutkan dengan pemberian MPASI dan ASI. Meski begitu, susu formula tetap aman dikonsumsi bayi jika diperlukan. Misalnya, saat produksi ASI ibu terbatas atau bayi lahir prematur. Sementara itu, jika pertumbuhan bayi sesuai kurva dan produksi ASI baik, bayi tidak perlu diberi susu formula.
Susu formula tersedia untuk bayi 0–6 bulan maupun bayi 6–12 bulan. Pilih susu formula 0–6 bulan untuk bayi baru lahir. Lalu, gunakan susu bayi 6–12 bulan jika usia si kecil sudah lebih dari enam bulan. Sesuaikan juga dengan kondisi bayi, seperti prematur, alergi protein, atau berat badan kurang. Dengan begitu, Anda bisa memilih susu formula bayi yang tepat untuk kebutuhan si kecil.
Idealnya, susu bayi baru lahir mengandung nutrisi berbeda dibanding usia di atas enam bulan karena kebutuhan gizinya pun tidak sama. Karena itu, sebaiknya Anda memilih susu formula bayi yang sesuai tahapan usia, yaitu usia 0–6 bulan dan 6–12 bulan.
Komposisi susu pada rentang usia yang sama umumnya mirip. Jadi, pilihlah sesuai dengan bujet Anda. Susu dengan harga ekonomis tidak berarti lebih buruk, begitu juga sebaliknya. Pastikan saja kualitas susu dengan mengecek komposisinya. Sebagai informasi, tidak ada batas maksimal konsumsi susu. Silakan sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan minum bayi.
Asupan gula tambahan perlu dibatasi untuk mencegah berbagai masalah, mulai dari peradangan, masalah gigi, obesitas, hingga diabetes.
Susu newborn atau untuk bayi 0–6 bulan umumnya plain dan tidak diberi tambahan gula. Namun, saat bayi memasuki usia 6 bulan ke atas, mulai tersedia susu dengan varian rasa seperti vanila atau cokelat. Susu dengan varian rasa ini biasanya mengandung gula tambahan (sukrosa) dalam kadar yang lebih tinggi.
Sebaiknya orang tua memilih susu plain yang relatif rendah gula, yaitu kadar sukrosa 0-3 gram per takaran saji. Konsumsi gula tambahan perlu dibatasi karena dapat meningkatkan risiko obesitas dan gangguan metabolik sejak dini. Adapun gula alami dalam susu (laktosa) tidak masalah dikonsumsi, selama bayi tidak mengalami intoleransi.
Perlu diingat, anak akan memperoleh asupan gula dari berbagai makanan, tidak hanya dari susu. Karena itu, orang tua perlu cermat memastikan total gula yang anak konsumsi dari seluruh makanan dan minuman. Hal tersebut agar tidak melebihi batas maksimal yang direkomendasikan (maksimal 25 gram per hari).
Bayi prematur memiliki kebutuhan gizi lebih tinggi serta sistem pencernaan yang belum optimal. Jadi, keputusan jumlah susu yang dikonsumsi, frekuensi konsumsi susu, serta penghentian konsumsi susu formula khusus bergantung pada keputusan dokter.
Bayi prematur biasanya diberikan susu 'untuk kondisi medis khusus' yang tinggi kalori dan berbasis protein siap serap (asam amino). Hal ini karena berat badannya rendah dan saluran cerna belum optimal. Namun, pemberian susu formula untuk bayi prematur harus mengikuti arahan dokter. Orang tua perlu berkonsultasi dengan dokter agar bayi prematur mendapat nutrisi yang aman dan sesuai kebutuhan.
Susu bayi prematur biasanya ditentukan oleh dokter perinatologi. Perinatologi adalah subspesialis pada spesialis kedokteran anak. Bidang ini berkonsentrasi pada penanganan bayi baru lahir sampai berusia 28 hari dengan masalah kesehatan kritis, salah satunya prematur.
Rata-rata kalori susu formula biasa ialah 65-70 kkal. Susu formula dengan total kalori per 100 ml yang tinggi lebih optimal untuk peningkatan berat badan bayi yang bermasalah.
Berat badan bayi mencerminkan status tumbuh kembangnya. Biasanya, berat badan bayi dipantau melalui kurva pada KMS atau aplikasi tumbuh kembang. Jika dalam dua kali plot berat badan tidak naik atau justru turun, orang tua perlu segera berkonsultasi dengan dokter. Apabila dokter menyarankan, susu formula bayi berkalori tinggi dapat menjadi pilihan untuk membantu menaikkan berat badan bayi. Susu dapat dikatakan tinggi kalori jika mengandung minimal 100 kkal per 100 ml.
Hanya saja, perlu diingat bahwa susu bukanlah solusi utama untuk memperbaiki berat badan anak. Setelah anak mulai MPASI, perbaikan berat badan yang utama adalah melalui pemenuhan zat gizi dari makanan. Susu bisa dijadikan pelengkap saat snack time, sebagai alternatif makanan atau minuman ringan yang bergizi. Jadi, jangan lupa juga memperbaiki feeding rules. Pemberian susu tanpa perbaikan feeding rules berisiko membuat anak makin malas makan.
Anak dengan permasalahan berat badan yang tidak ideal, perlu ditelusuri dulu penyebabnya sebelum memberikan PKMK. Karena itu, pemberian susu tinggi kalori tetap harus dengan pengawasan dokter.
Susu dengan hydrolyzed protein dirancang untuk meminimalkan risiko timbulnya alergi akibat protein jenis kasein atau whey dalam susu sapi. Susu soya, yang lebih mudah ditemukan, juga bisa menjadi pilihan alternatif.
Alergi susu sapi (ASS) merupakan suatu reaksi yang tidak diinginkan terhadap protein susu sapi. Walaupun sebenarnya tidak berbahaya, pada bayi yang alergi susu sapi proteinnya bisa memicu reaksi sistem imun. Beberapa bayi tidak mampu mencerna atau memecah protein susu secara sempurna sehingga memicu reaksi alergi. Jika kondisi ini terjadi, susu hypoallergenic dapat menjadi pilihan. Susu yang memenuhi kriteria tersebut adalah susu yang terhidrolisis ekstensif dan susu formula asam amino.
Pada susu yang terhidrolisis ekstensif, protein sudah dipecah menjadi potongan yang lebih kecil sehingga lebih mudah diserap tubuh. Produk-produk ini biasanya berlabel 'Formula bayi hypoallergenic', 'Untuk bayi alergi susu sapi', atau 'Susu dengan protein terhidrolisa/hydrolyzed protein'. Meski begitu, di Indonesia mungkin kedua jenis susu tersebut belum begitu populer. Alternatif lain, Anda bisa pilih susu soya tanpa protein hewani, seperti kasein dan whey, yang sering memicu alergi.
Susu partially hydrolyzed atau hydrolyzed protein tidak menjamin bayi bebas dari alergi. Jenis susu ini diharapkan bisa meminimalkan paparan protein rantai panjang yang diduga menjadi alergen. Namun, orang tua sebaiknya tidak melakukan self diagnosed dan self treatment. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak untuk memastikan gejala yang muncul benar merupakan alergi.
Perlu dipahami juga, bahwa susu kedelai berisiko menyebabkan alergi silang.
Total kalori per takaran saji | Tidak diketahui |
---|---|
Jumlah laktosa | 54 gram (per 100 gram) |
Target usia (min) | 0 bulan |
---|---|
Target usia (max) | 6 bulan |
Protein | 10 gram (per 100 gram) |
Total lemak | 27 gram (per 100 gram) |
Karbohidrat | 58 gram (per 100 gram) |
Jenis susu | Susu laktosa |
Isi | 780 gram |
Sertifikasi | BPOM: MD 862210509281 |
Total kalori per takaran saji | 190 kkal |
---|---|
Jumlah laktosa | 53 gram (per 100 gram) |
Target usia (min) | 0 bulan |
---|---|
Target usia (max) | 6 bulan |
Protein | 10 gram (per 100 gram) |
Total lemak | 28 gram (per 100 gram) |
Karbohidrat | 57 gram (per 100 gram) |
Jenis susu | Susu laktosa |
Isi | 900 gram |
Sertifikasi | BPOM: ML 560409001399 |
Total kalori per takaran saji | 514 kkal (per 100 gram) |
---|---|
Jumlah laktosa | Tidak diketahui |
Mengandung DHA dan ARA untuk perkembangan otak dan sistem saraf bayi
Target usia (min) | 0 bulan |
---|---|
Target usia (max) | 6 bulan |
Protein | 10.8 gram (per 100 gram) |
Total lemak | 26.4 gram (per 100 gram) |
Karbohidrat | 58.3 gram (per 100 gram) |
Jenis susu | Susu laktosa |
Isi | 550 gram |
Sertifikasi | BPOM: MD 272876001000566 |
Total kalori per takaran saji | 135 kkal (per 200 ml) |
---|---|
Jumlah laktosa | 5.8 gram (per 100 ml) |
Target usia (min) | 6 bulan |
---|---|
Target usia (max) | 12 bulan |
Protein | 1.4 gram (per 100 ml) |
Total lemak | 2.9 gram (per 100 ml) |
Karbohidrat | 9.3 gram (per 100 ml) |
Jenis susu | Susu laktosa |
Isi | 1.000 gram |
Sertifikasi | BPOM: MD 860412002019 |
Total kalori per takaran saji | 140 kkal (per 200 ml) |
---|---|
Jumlah laktosa | 15 gram (per 200 ml) |
Target usia (min) | 6 bulan |
---|---|
Target usia (max) | 12 bulan |
Protein | 4 gram (per 200 ml) |
Total lemak | 6 gram (per 200 ml) |
Karbohidrat | 17 gram (per 200 ml) |
Jenis susu | Susu laktosa |
Isi | 800 gram |
Sertifikasi | BPOM: MD 860409001089 |
Total kalori per takaran saji | 130 kkal (per 200 ml) |
---|---|
Jumlah laktosa | 0 gram |
Target usia (min) | 6 bulan |
---|---|
Target usia (max) | 12 bulan |
Protein | 4 gram (per 200 ml) |
Total lemak | 7 gram (per 200 ml) |
Karbohidrat | 13 gram (per 200 ml) |
Jenis susu | Susu soya |
Isi | 360 gram |
Sertifikasi | BPOM: MD 862209098204 |
Usia pengguna | 0-6 bulan |
---|---|
Total kalori | 70 kkal per 100 ml |
Mengandung 77 kkal per 100 ml untuk bantu dukung kenaikan berat badan bayi
Diperkaya prebiotik dan vitamin untuk jaga daya tahan tubuh sejak dini
Linoleic acid mendukung perkembangan otak agar bayi tumbuh optimal
Formula ACTI Duobio bantu penuhi kebutuhan nutrisi penting di masa awal kehidupan
Zinc | |
---|---|
Vitamin C | |
Temulawak | |
Minyak ikan | |
Sumber susu | Hewani |
Varian rasa | Plain |
Isi | 400 gram |
Sertifikasi | BPOM: MD 862209158204 |
Usia pengguna | 0-12 bulan |
---|---|
Total kalori | 100 kkal per 100 ml |
IronC dan vitamin C bantu optimalkan penyerapan nutrisi harian si kecil
Omega-3 dan omega-6 mendukung perkembangan otak dan penglihatan
Mengandung maltodextrin sebagai sumber karbohidrat yang mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi
Diformulasikan khusus untuk bayi usia 0–12 bulan dengan bahan susu sapi berkualitas
Zinc | |
---|---|
Vitamin C | |
Temulawak | |
Minyak ikan | |
Sumber susu | Hewani |
Varian rasa | Plain |
Isi | 400 gram |
Sertifikasi | BPOM: MD 862412052019 |
Usia pengguna | 0-6 bulan |
---|---|
Total kalori | 73 kkal per 100 ml |
Triple Bifidus bantu jaga kesehatan pencernaan dan daya tahan tubuh bayi
Kandungan laktulosa dan laktoferin berfungsi mendukung imunitas alami bayi
Diperkaya omega-3, omega-6, vitamin C, vitamin A, zinc, dan zat besi untuk tumbuh kembang optimal
Diformulasikan khusus untuk bayi usia 0–6 bulan dengan nutrisi yang lengkap dan seimbang
Zinc | |
---|---|
Vitamin C | |
Temulawak | |
Minyak ikan | |
Sumber susu | Hewani |
Varian rasa | Plain |
Isi | 800 gram |
Sertifikasi | BPOM: MD 562210482281 |
Usia pengguna (minimum) | 1 tahun |
---|---|
Usia pengguna (maksimum) | 3 tahun |
Laktosa | 0 gram |
---|---|
Kalsium | 30% |
Vitamin D | 25% |
Asam lemak esensial | |
Isi | 600 g |
Sertifikasi | BPOM: MD 862210405281 |
Usia pengguna (minimum) | 1 tahun |
---|---|
Usia pengguna (maksimum) | 5 tahun |
Laktosa | 0 gram |
---|---|
Kalsium | 10% |
Vitamin D | 15% |
Asam lemak esensial | |
Isi | 700 g |
Sertifikasi | BPOM: MD 832012023019 |
Usia pengguna (minimum) | 1 tahun |
---|---|
Usia pengguna (maksimum) | 10 tahun |
Laktosa | 0 gram |
---|---|
Kalsium | 15% |
Vitamin D | 10% |
Asam lemak esensial | |
Isi | 800 g |
Sertifikasi | BPOM: ML 505009142006 |
Untuk pemberian pertama kali, idealnya takaran susu formula diberikan berdasarkan arahan dari dokter anak.
Panduan di atas dapat dijadikan acuan juga untuk jumlah pemberian ASI. Menginjak usia 6 bulan, pemberian susu dapat dikurangi sebab anak sudah mulai MPASI.
Setiap bayi memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. Jika anak sudah berusia 2 tahun, pastikan susu yang dipilih sesuai dengan usianya. Anda juga bisa menemukan susu formula dari merek populer, seperti SGM. Jika penasaran, temukan rekomendasi susu sesuai kebutuhan bayi Anda pada artikel di bawah ini.
Kebutuhan rumah tangga
Elektronik rumah tangga
Komputer & laptop
Kamera
Perawatan tubuh & kecantikan
Kesehatan
Makanan & minuman
Peralatan dapur
Fashion wanita
Fashion pria
Fashion anak
Ibu & anak
Interior & furnitur
Hobi
Outdoor & sports
DIY & tools
Perawatan hewan
Buku
Peralatan kantor & alat tulis
Otomotif
Perlengkapan pesta & hadiah
Handphone & tablet
Gaming
Program & aplikasi
Travelling